Ganjar Pranowo Diminta Netizen Ikut Pilpres di Palestina: Si Paling Palestina

Ganjar-Pranowo17.jpg
(Via suara.com)

RIAU ONLINE, SEMARANG-Ganjar Pranowo menjadi bulan-bulanan netizen. Warganet marah karena menganggap Ganjar penyebab FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Pebyebabnya, Ganjar sempat menyatakan penolakan terhadap Timnas Israel yang turut dijadwalkan ikut bertanding di Indonesia.

Ia mengklaim memegang amanat Presiden RI pertama Soekarno mengupayakan kemerdekaan Palestina.

"Penting bagi kita untuk tetap menyuarakan dukungan kita kepada perjuangan Palestina merdeka. Saya berharap agar diupayakan langkah-langkah terobosan bersama, tanpa kehadiran Israel," kata Ganjar.

Setali tiga uang, Gubernur Bali I Wayan Koster juga menyampaikan penolakan serupa dengan Ganjar.

Tak lama berselang, FIFA mengeluarkan pernyataan resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.


Hal ini membuat mimpi pesepak bola Indonesia bisa berlaga di Piala Dunia kandas.

Dari pantauan Suara.com di akun Instagram milik Ganjar @ganjarpranowo, berbagai komentar pedas memenuhi akun tersebut.



Banyak warganet yang menuding Ganjar menjadi penyebab Indonesia batal berlaga di Piala Dunia U-20 2023 tahun ini.

Sikap Ganjar tersebut juga berimbas ke peluangnya memenangkan Pilpres 2024. Banyak warganet yang mendukung Ganjar menjadi Presiden Palestina saja, bukan Indonesia karena lebih mementingkan negara lain.

"2024 jadi capres Palestina saja pak, di Indonesia pasti kalah," kata seorang warganet.

"Semoga menang Pilpres di Palestina bapake," timpal warganet lain.

"Dia akan menjadi presiden kesayangan Palestina," ucap warganet lainnya.

"Si paling Palestina," balas wargaten lain.

"Ganjar for president Palestine," ujar salah seorang warganet.

"Besok Pemilu 2024 suruh warga Palestina dukung bapak ya. Enggak usah cari muka pak!" ucap warganet lain.

Alasan FIFA Cabut Status Tuan Rumah

Banyak pihak menilai keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 karena adanya gelombang penolakan di Indonesia.

Namun, ternyata bukan itu yang menjadi alasan. Dalam siaran pers resmi FIFA yang dirilis Rabu (29/3/2023) malam, tidak ada pembahasan soal polemik penolakan Israel.

FIFA justru menyoroti tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022 lalu. FIFA menilai Indonesia masih dalam tahap proses transformasi sepak bola dikutip dari suara.com