HJ Lis, bersama dua cucunya saat melihat bunga bangkai sedang mekar di halaman belakang rumahnya, Senin, 8 Juli 2019, di Desa Senggoro, Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau.
(RIAUONLINE.CO.ID/ANDRIAS)
Laporan: ANDRIAS
RIAU ONLINE, BENGKALIS - Dua tahun silam, sang menantu, Nurimah, kini sudah meninggal dunia, menanam sebuah tanaman langka di halaman belakang rumah Hj Lis, warga RT/RW 002/005, Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis.
Hj Lis sama sekali tak tahu, kenapa menantunya itu menanam bunga di bagian belakang rumahnya. Kala itu, sang menantu hanya mengatakan, bunga ia tanam merupakan tanaman langka dan masa tanamnya sangat lama untuk berbunga, layaknya bunga lainnya.
"Ape disampaikan menantu saye itu terbukti. Bunge ia tanam dua tahun lalu, Jumat pekan lalu mekar. Ternyate bunge bangkai, tapi tak ade pule bau seperti bunga bangkai lainnya," kata Hj Lis kepada RIAUONLINE.CO.ID, Senin, 8 Juli 2019, dengan logat bahasa Melayunya.
Bunga bangkai yang mekar di halaman belakang rumah Hj Lis itu mengeluarkan aroma busuk berwarna merah maron (merah pekat), tinggi 30 cm dan lebar 20 cm.
"Oghang cakap, bunge ini bunge bangkai tapi tak adelah bau busuk," kata Hj Lis (64).
Nenek dua cucu ini menceritakan, bunga bangkai tersebut memang sengaja ditanam menantunya. Masa tanamnya sangat lama dan sekarang barulah mengeluarkan bunga.
"Almarhumah menantu saya (Nurimah) menanamnya. Sempat saya tanya, almarhumah mengaku tanaman ini tanaman langka atau bunga dari hutan," ujar Hj Lis.
Ia menjelaskan, bibit bunga bangkai tersebut ditanam di halaman belakang, karena tanahnya lebih tinggi dibandingkan halaman depan serta terhindar dari banjir.
Hj Lis menyadari kalau bunga ditaman sejak dua tahun belakangan ini baru mengeluarkan bunganya, Jumat, 5 Juli 2019 silam.
"Awalnya berbentuk jantung pisang. Seingat saya hari Jumat kemarinlah bunganya menjadi mekar (mengembang) dan sejak itu banyak berdatangan hanya untuk sekadar melihat bunga ini," ungkapnya.
Sepengetahuannya, tanaman sedang mekar itu merupakan bunga bangkai dan beracun. Maka ia mengambil inisiatif engelilingi tanaman tersebut dengan tali rapia (plastik).
"Katanya tanaman beracun, saya khawatir lalu saya pagar dengan tali agar tidak disentuh oleh anak anak," ujar nenek ini dengan rona wajah khawatirnya.
Mekarnya bunga bangkai ini membuat ibu seorang anak dan nenek dua cucu ini mengakui tidak ada firasat apapun. Pasalnya, bunga itu memang sengaja ditanam dan kini barulah mengeluarkan bunga.
"Tidak ada firasat apa apa, karena memang dulunya ditanam. Dan sejak ditaman hampir empat tahun silam, barulah sekarang berbunga," pungkasnya.