RIAU ONLINE, PEKANBARU-Senilai Rp 2 miliar dari Rp 14 miliar anggaran diajukan Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) untuk beasiswa D3 dan S1 dalam RAPBD 2023 sesuai dengan instruksi Pj Walikota, Muflihun.
Menurut Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Aidil Amri, mengatakan Rp 2 miliar terlampau kecil untuk beasiswa. Kendati begitu, ia tetap bersyukur beasiswa di Kota Pekanbaru kembali dianggarkan sejak enam tahun terakhir tidak pernah dikucurkan oleh Pemko Pekanbaru.
"Kami maunya untuk beasiswa Rp 20 miliar. Rp 2 miliar itu terlalu kecil. Kita ini ibukota provinsi, jadi kalau anggarannya Rp 2 miliar, ya tidak cukuplah," kata Aidil, Jumat, 14 Oktober 2022.
Aidil mengaku pihaknya akan mengawal anggaran beasiswa pendidikan di Kota Pekanbaru. Ia menyebut, anggaran beasiswa pendidikan yang diajukan oleh Bagian Kesra Sekdako Pekanbaru sebesar Rp 2 miliar ini dinilai masih kurang.
"Akan dikawal anggaran beasiswa ini. Semoga di 2023 bisa lebih banyak dianggarkan. Paling tidak, Rp 10 miliar dululah, tapi yang kami mau anggaran beasiswa itu sebesar Rp 20 miliar supaya semuanya masyarakat yang berprestasi dan kurang mampu itu bisa sekolah," pintanya.
Selain itu, Aidil menuturkan yang akan mendapatkan beasiswa diprioritaskan terhadap mahasiswa yang memang tidak mampu dan yang berprestasi.
"Masyarakat yang miskin dengan dibuktikannya surat tidak mampu dan siswa yang berprestasi. Karena sayang kan, apabila siswa ini berprestasi saat di SMA, namun tidak lanjut kuliah karena beberapa faktor terutama tidak mampu itu," cakapnya.
Tak hanya itu, Aidil lebih jauh juga mendorong Pemko Pekanbaru melalui Bidang Kesra untuk dapat menambah anggaran untuk insentif guru tahfidz al-qur'an dalam R-APBD tahun 2023.
"Insentif guru tahfidz juga sudah dianggarkan dan kita minta itu ditambah lagi anggarannya. Nanti kita akan suruh Lurah dan Camat untuk mendata seluruh tempat tahfidz qur'an di Kota Pekanbaru," tutupnya.