Laporan Tika Ayu
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Minggu pagi, seorang wanita dengan jersey merah sedang berdiri dekat bibir trotoar, terlihat sibuk menhampiri orang-orang yang lalu lalang di acara Car Free Day (CFD) Kota Pekanbaru di bilangan Jalan Sudirman.
"Tujuan kita di trotoar pagi ini, kita ingin membumikan Al-Quran," ungkap perempuan yang bernama Deswira Jusmita membuka kata satu ditemui di depan Gedung Bank Indonesia (BI) Minggu, 30 Agustus 2022. Diketahui ia merupakan Ketua Komunitas One Day One Juz (Odoj) perwakilan Provinsi Riau.
Ia beranggapan bahwa membaca Al-Quran bisa dinormalisasikan selagi adap dan tempatnya tidak bertentangan dengan ketentuan Al-Quran. Dicontohkan Deswira misalnya selain dari kamar dan masjid.
"Kondisi di CFD ini ramai, tujuannya menarik masyarakat mana tahu insyaallah ada gabung tertarik gitu ikut baca Alquran karena acara seperti ini," ujar Deswira saat ditemui.
Dalam kondisi riuh ratusan pengunjung CFD, lantunan ayat suci Al-Quran dapat dengan jelas diucapkan para peserta Odoj dan untuk kegiatan yang diselenggarakan tiap pekan ini khususnya, Komunitas Odoj menyebutnya sebagai Ngaji on The Street (Ngaos).
Dipaparkan oleh Deswira bahwa pemilihan bibir jalan depan gedung BI tepatnya di samping Halte Busway, Jalan Sudirman sebagai lokasi menetap Ngaos karena bagian dari pusat orang-orang lewat.
Sebelum sampai di titik ini kata Deswira, kelompoknya sempat menjelajah di lapangan Masjid Raya An-Nur Pekanbaru.
"Tapikan disitu kan pengunjungnya dari lingkungan itu saja, tapi kalau di trotoar ini banyak yang lalu lalang," ungkapnya.
Sebelum eksisnya Ngaos seperti saat ini di Pekanbaru, Deswita berujar mulanya Ngaos ini diprakarsai dari Jakarta pada tahun 2009. Dan itu pun kata Deswira dari gerakan akar rumput memanfaatkan Black Berry Massager (BBM) yang merupakan aplikasi sosial media yang tengah santer saat itu.
"Karena terus berkembang lalu dilaunching itu 2013 di pusat terus menyebar ke daerah,"
Makanya kata Deswira kegiatan yang tengah eksis dan berlangsung di daerah ini juga karena berpatokan pada program yang dicanang dari pusat.
Adapun inspirasi lahirnya gerakan mengaji dan tilawah hingga hafal alquran ini disebutkan Deswira sebagai media pengingat bahwa Al-Quran bukan sekadar dijadikan tuntutan namun lebih dari itu ia seperti sumber kehidupan manusia, katanya.
"Ya akan jadi syafaat kita di yaumil akhir nanti,"
Adapun sasaran dari Ngaos ini berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga orang tua, namun tak mengelak bahwa Ngaos juga khusus membidik para millenials. Deswira menuturkan bahwa Millenials yang datang ke CFD kemduain melihat aksi ini dapat termotivasi membaca Al-Quran sebab menurutnya membaca alquran dapat dilakukan setiap saat dan bukan di waktu tertentu.
"Kayak kaum millenials nih sibuk dengan gadget, jadi bisa ngerasain sekali-kali ngajak di pinggir jalan diliatin orang gitu gimana sensasinya," ungkapnya.
Adapun nantinya dalam rangkaian agenda di Ngaos ini biasanya seperti menyetor hafalan Alquran, tahsin, hingga tilawatil quran. Sedangkan untuk pemantauan perkembangan mengaji dijelaskan Deswira, kelompok komunitas mengandalkan media WhatsApp untuk segala laporan anggota grup.
"Kita gak ada patokan, dan gak harus peserta hadir tiap kali ada agenda. Minimalnya dia ikut ngaji di fasilitasi dengan tilawah, dan kalau sudah tilawah tinggal laporan ke grup,"
Jadi kata Deswira dengan laporan berkala terpantau itu, admin dapat bantu mslihat kemajuan membaca Al-Quran dari peserta yang ada.
Hingga kini menurut pengakuan Deswira total anggota yang tergabung dalam Odoj sudah capai ratusan ribu untuk skala Pekanbaru Kota. Dan kini katanya Deswira pihaknya menargetkan untuk 400 ribuan anggota baru.