RIAU ONLINE, PEKANBARU – Pembelajaran mata kuliah masih dilakukan via daring hingga waktu yang belum dapat ditentukan. Berbeda dengan sekolah yang akan dilakukan tatap muka terbatas di bulan Februari nanti.
Terkait hal ini, Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian (LPPM) UIN Suska Riau, Sukma Erni mengatakan kualitas belajar via daring turun drastis, dosen diminta untuk bisa berinovasi dan mengoptimalkan kondisi yang ada.
“Melalui daring ini, kita tidak akan bisa mengikuti full secara rigit silabus yang kita buat. Namun, kita harus bisa mendesign pembelajaran dengan seminar kecil, kemudian projek,” katanya.
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ini juga mengatakan, pertemuan-pertemuan lewat zoom dikurangi. Kalau diberi projek, mahasiswa akan bekerja dan berkreasi sendiri.
Memetakan konsep yang dosen ajarkan, menemukan sendiri konsep tersebut di lapangan, hingga mahasiswa bisa menganalisis sendiri hingga melaporkan dan menjelaskannya dalam bentuk karya.
Lebih lanjut, Sukma juga mengatakan, nilai positif yang dapat diambil dari situasi sulit saat pandemi Covid-19 ini, apabila dosen mampu mengoptimalisasi pembelajaran, secara tidak langsung, mahasiswa akan membaca, menganalisis, dan mensintesiskan, kemudian berusaha sendiri mensinkronisasi teori yang diajarkan di lapangan.
“Sehingga akan menganalisis sesuai versinya sendiri,” ujarnya.
Sukma berujar, mahasiswa akan mengembangkan pengetahuan baru yang didapat dari lapangan, bukan sekadar di kelas saja. Terakhir, mahasiswa akan terlatih berargumentasi lewat laporannya karena mahasiswa itu harus berusaha meyakinkan dosen bahwa laporannya menarik.