RIAU ONLINE, PEKANBARU – Bagi penyintas kanker di RSUD (Rumah sakit Unit Daerah) Arifin Ahmad banyak ditemui pasien yang masih berjuang dalam masa penyembuhan.
Seorang penyintas kanker bernama Hanifa Nurliana, akrab disapa Hani, harus menjalankan sebanyak delapan siklus kemoterapi selama delapan bulan. Selama menjalani proses kemoterapi Hani bertemu dengan teman-teman penyintas kanker lainnya.
Ratna Dewi Syarif, orangtua Hani, baru mengetahui ternyata kebanyakan anak-anak tersebut tinggal di sebuah rumah singgah bersama orangtuanya. Rumah singgah itu disebut Rumah Kita didirikan oleh YKAKI (Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia) Riau.
“Di situlah cerita-cerita dengan orangtua anak-anak lainnya tentang YKAKI,” ucap Dewi.
Dewi tertarik dengan program YKAKI Riau yang kerap mendatangkan guru untuk anak-anak penyintas kanker ke rumah sakit agar tetap bisa belajar. Sehingga, Dewi memutuskan untuk ikut bergabung dengan YKAKI Riau.
Namun, karena rumah Dewi tidak jauh dari rumah sakit ia tidak tinggal di Rumah Kita. Tetapi, Dewi dan Hani aktif mengikuti berbagai kegiatan yang diadakan YKAKI Riau.
“Tujuannya agar Hani tidak merasa sendiri sebagai penyintas kanker,” ucapnya.
Selain itu, sesama orangtua yang berjuang untuk kesembuhan anak penyintas kanker juga butuh saling menguatkan. Dewi mengaku merasa senang bisa berkumpul bersama di YKAKI Riau.
“Ibu-ibunya juga saat sama-sama merasa saling mengerti,” ujarnya.
Sangat banyak hal berkesan bagi Dewi dan Hani saat bergabung dengan YKAKI Riau. Terlebih lagi saat acara tahunan Berani Gundul untuk memperingati Hari Kanker Dunia. Anak-anak YKAKI Riau diundang untuk tampil bernyanyi di sebuah mal di Pekanbaru.
“Hani suka saat acara di mal, Hani tampil nyanyi,” kata Hani dengan semangat.
Hadirnya YKAKI Riau sangat membantu orangtua dan anak-anak penyintas kanker untuk tetap semangat dan selalu memiliki harapan menjalani hidup.