RIAUONLINE, PEKANBARU - Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah menjelaskan ada sekitar 75 persen perawat yang meninggal akibat Covid umumnya bertugas di kamar rawat inap.
"Kemungkinan perawat tertular dari pasien sebelum hasil swab mereka (pasien) keluar dari lab (laboratorium) atau Orang Tanpa Gejala (OTG)," kata Harif Fadhilah, Sabtu, 5 Desember 2020.
Ia menyadari bahwa para tenaga kesehatan dari berbagai divisi sudah kewalahan menangani lonjakan pasien covid dan hasil swab yang harus diperiksa.
"Oleh karena itu, kami juga berharap dukungan pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kualitas perlengkapan pemeriksaan kesehatan," ujarnya.
Menurutnya dengan cara ini dapat mengurangi penularan di fasilitas kesehatan. "Bisa diperoleh hasil yang lebih cepat untuk mengurangi angka penularan di fasilitas kesehatan, termasuk pemeriksaan rutin untuk para tenaga kesehatan," pungkasnya.
Sementara itu, anggota Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI dr Weny Rinawati mengingatkan para tenaga kesehatan agar tidak menurunkan kualitas APD yang dikenakan.
"Saat ini standar level APD yang wajib dikenakan oleh para tenaga kesehatan adalah level tertinggi, sesuai dengan resiko tempat melakukan pelayanan," kata dr Weny Rinawati.
Ia berharap agar pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan juga menyediakan APD yang layak bagi para tenaga kesehatan.
"Sementara itu bagi para tenaga kesehatan yang berpraktek secara pribadi sebaiknya tetap menggunakan APD level sesuai potensi risiko dalam menangani pasien," tutupnya.
Berdasarkan Update Data Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Sabtu, 5 Desember 2020 menyebutkan ada total 342 petugas medis atau kesehatan yang meninggal dunia akibat Covid-19, data dari bulan Maret sampai Desember 2020.
Sebanyak 342 petugas medis diantaranya terdiri dari 192 dokter, ada 14 dokter gigi, dan ada 136 perawat yang meninggal akibat terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Para dokter yang meninggal dunia yaitu terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), dan 89 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen.
Data ini yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI wilayah (provinsi) dan 85 IDI cabang (kota/kabupaten).