Laporan: AZHAR/NANDA
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Divisi Permasyarakatan, Riau, Lilik Sujandi menyesalkan rusaknya Closed Circuit Television (CCTV) milik dari Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIA, Pekanbaru. Padahal, CCTV tersebut jumlah yang terpasang hanya dua unit, yaitu berada di pintu P2U (pintu akhir) dan pada pos menara atas.
Akibatnya, dua tahanan Satriandi dan Nugroho yang menghuni blok G nomo 1 yang berisikan 11 warga binaan disana tak terpantau saat melancarkan aksinya.
"Jadi sudah 10 hari CCTV disini rusak terkena sambaran petir," katanya di halaman Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Kamis, 23 November 2017.
Satu tahanan narkoba, pembunuhan serta satu rekannya yang ditangkap karena pencurian kendaraan bermotor dapat dengan mudah kabur meninggalkan lapas.
"Upaya untuk perbaikan dari CCTV ini sudah ada, tapi belum terealisasi," tandasnya.
Lilik Sujandi juga menjelaskan bagaimana pecatan Polisi, Satriandi dan satu reka selnya, Nugroho kabur dari rumah tahanan (rutan) Kelas IIA, Pekanbaru.
Meskipun pada saat melancarkan aksi kabur-kaburnya, Satriandi sebelumnya tengah mengalami cacat permanen di kaki kirinya akibat melompat dari lantai delapan di salah satu hotel berbintang di Pekanbaru akibat kasus narkoba yang menjerat dirinya. Sehingga untuk kemana-mana Satriandi menggunakan tongkat.
"Yang jelas dari pendalaman pertama kita mendapatkan informasi bahwa seorang komandan jaga kami memberikan izin kepada dua narapidana itu (Satriandi dan Nugroho) untuk menuju arela steril di P2U (pintu akhir) pukul 16.30 WIB," jelasnya.
Kemudian setelah mendapatkan izin, ke-dua tahanan ini bergegas menuju pintu akhir dari rutan yang sempat dihalang-halangi oleh satu orang petugas jaga.
"Kemudian mereka menuju area P2U meminta izin. Petugas yang sedang berjaga sempat melarangan dan disana terjadi cekcok. Karena pintu P2U tidak dalam terkunci sebagaimana mestinya, maka itu mereka buka paksa,"imbuhnya.
Selama berada di pintu P2U, Satriandi sempat mencederai petugas jaga mengunakan tongkat miliknya sekaligus menodongkan senjata yang diduga merupakan senjata api.
Sehingga satu orang petugas jaga itupun tak berdaya. Sementara Nugroho telah sukses membuka pintu Lapas langsung menggotong Satriandi menaiki satu unit mobil mini bus, X trail hitam saat itu juga dengan mudahnya.
Diduga, kaburnya dua tahanan ini dibantu oleh pihak luar yang membesuknya dan sudah direncanakan sebelumnya, Rabu siang, 22 November 2017.
"Sepertinya ini sudah direncanakan. Yang besuk bawa diduga senjata api diindikasikan sopir yang membawa dua tahanan ini kabur pakai Mobil Nissan X Trail," ujar Kepala Lapas Kelas II A Pekanbaru, Yulius Syahruza.
Karena mobil itu langsung ke depan pintu lapas. Pantauan dari luar mobil X Trail warna hitam itu disopiri oleh Haspi selaku adik kandungnya dan resti sepupunya.
Senada dengan Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto menjelaskan Kedua orang tersebut merupakan pengunjung dan ingin membesuk Satriadi pada pukul 11.00 WIB hingga pukul 11.26 WIB, beberapa jam sebelum kejadian.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id