Riau Bukan Daerah Yang Ramah Anak

Lebam-Dipukul-Orangtua.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY FEBRIYANTO)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau, Eshter Yuliani menyayangkan buruknya iklim perlindungan anak dari orang dewasa di Riau ini. Menurutnya Riau termasuk provinsi yang tidak ramah bagi anak jika dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya.

 

Di Riau kata dia kasus eksploitasi anak banyak ditemukan. Eksploitasi kebanyakan dilakukan oleh orang tua untuk memaksa si anak melakukan pekerjaan seperti mengemis atau menjadi buruh kerja.

 

"Di Riau sendiri kasus SA lalu menjadi salah satu aib kita yang terbuka di masyarakat. Masyarakat menjadi tahu bahwa anak tengah berada dalam posisi yang kritis dari intimidasi orang dewasa," ungkap Eshter ketika ditemui di Lapas Anak Pekanbaru, Senin, 11 April 2016.

 



Namun paling banyak kasus yang terjadi lanjut Eshter bukanlah kasus eksploitasi anak, melainkan kasus kekerasan seksual terhadap anak. Kasus ini terjadi hampir di setiap daerah, masing -masing daerah memiliki tingkat kerawanan yang berbeda-beda. (KLIK: Bocah Yang Disuruh Mengemis Itu Masih Trauma)

 

Tahun 2015 lalu ada sekitar 60 kasus anak yang ditangani oleh LPA Riau. Dari jumlah tersebut, ada 5 kasus lagi belum selesai.

 

"Untuk tahun ini saja sudah ada dua puluh kasus yang sedang kita tangani. Dan kasusnya kalau tidak karena kekerasan seksual terhadap anak, lainnya adalah eksploitasi terhadap anak," tuturnya.

 

Untuk mengatasi masalah tersebut, Eshter mengharapkan orang tua mampu menjadi teman atau sahabat baik bagi anak untuk membuat tumbuh kembang anak baik dan benar. Kemampuan orang tua untuk menjadi sahabat baik bagi anak dinilai belum banyak dimiliki oleh keluarga saat ini.

 

"Kemampuan inilah yang harus kita kembangkan dan sebarkan pada seluruh orang tua. Kemampuan menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak itu harus disampaikan supaya anak dapat dibina secara tepat dan benar. Karena membina anak adalah menyelamatkan masa depan masa depan generasi selanjutnya," tandas Eshter.