Kunjungi Zamrud, Dirjen Migas ESDM Pastikan PT BSP Siap Kelola WK CPP

Dirjen-ESDM-Migas.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, SIAK - Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan perlunya kompetensi di dalam pengelolaan dan pekerjaan di lapangan minyak dan gas bumi (migas). Mengingat ini berhubungan dengan sumber daya alam dalam perut bumi, yang jelas itu memerlukan keakuratan dan skill tinggi.

Hal ini disampaikan Tutuka pada Jumat, 16 Desember 2022, ketika mengunjungi Lapangan Zamrud, area yang pengelolaanya berada di bawah PT Bumi Siak Pusako (BSP) masuk dalam Wilayah Kerja Costal Plains and Pekanbaru.

Dalam kunjungan kerjanya ini, Tutuka Ariadji didampingi Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikki Rahmat Firdaus. Kunjungan ini disambut Bupati Siak, Alfedri, Direktur PT BSP, Iskandar, beserta jajaran Manajer dan pekerja PT BSP.

Dalam sambutannya, Bupati Siak memberikan apresiasi kepada Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji atas dukungannya kepada PT BSP.

"Kunjungan ini sangat luar biasa, kami berharap ada arahan dan dukungan ke PT BSP, bisa memotivasi pekerja BSP sehingga bisa meningkatkan kinerja dan performance BSP sehingga produksinya meningkat dan mendukung produksi satu juta barel," ujar Alfedri.

Sementara itu Direktur PT Bumi Siak Pusako, Iskandar, dalam paparannya berharap agar Kementrian ESDM khususnya Dirjen ESDM bisa memberikan dukungan dan kebijakannya dalam program-program yang akan dilakukan oleh PT BSP.

“Kita berharap kepada Dirjen Migas Kementerian ESDM memberikan support kepada kami untuk bisa mengelola ladang minyak WK CPP ini, apalagi saat ini BSP telah menemukan sumur eksplorasi Nuri 1X dan sudah menghasilkan, hasil yang cukup baik dan mudah-mudahan bisa meningkatkan produksi minyak BSP dan menjawab tantangan bahwa BSP siap mengelola WK CPP,” ujar Iskandar.



Dalam pertemuan di Gedung Azaly Djohan, Dirjen Migas Tutuka Ariadji mengingatkan pekerja BSP untuk lebih meningkatkan kompetensi, sebab dengan kompetensi akan dapat memberikan hasil yang lebih baik.

“Para pekerja migas ini merupakan gabungan dari orang orang yang ahli di berbagai bidang, baik dari bidang geologi, geologi fisik dan teknik perminyakan dan memiliki kompetensi yang tinggi, sehingga mereka bisa bekerja di dunia migas,” ujar Tutuka.

Selain kompetensi, juga ada kejujuran dalam kaidah ilmiah dan kerjasama yang menjadi modal utama dalam bekerja di industri migas.

“Kejujuran itu yang berat, karena sewaktu kita mempunyai sesuatu, kita harus terbuka untuk disampaikan ke pihak lain untuk dikaji, kemudian baik lagi dan seterusnya. Teamwork antara geologi, geologi fisik dan teknik perminyakan sangat penting, akan saling konfirmasi. Jadi ada kompetensi, ada kejujuran dan ada kerjasama. Itulah modal utama dalam industri migas,” ujar Dirjen ESDM.

Selain itu, Tutuka menyebutkan bahwa selain tiga modal utama tadi yang menjadi dasar, tanpa ada pendanaan, tanpa ada kebijakan dari manajemen, tidak akan jalan juga.

“Namun di BSP, kita memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pemegang saham, yakni Bupati Siak atas kebijakan dan dukungan baik modal maupun kebijakan sehingga operasi pengeboran di WK CPP bisa berjalan dengan baik,” tambah Tutuka.

Jadi untuk tantangan kedepan adalah bagaimana mengembangan hasil yang sudah diperoleh dengan banyak sumur dan teknologinya menggunakan apa. Jadi dalam industri migas selain dari modal basic tadi, yang dibutuhkan adalah kemampuan untuk menerapkan dan mengadopsi teknologi yang ada sehingga bisa meningkatkan hasil produksi.

Untuk saat ini PT BSP yang merupakan BUMD yang diperhitungkan dalam mengelola migas. Dan sudah bisa menjadi acuan dan contoh oleh perusahaan-perusahaan daerah lainnya ingin mengelola industri migas.

“PT BSP yang dipercayakan oleh pemerintah pusat untuk mengelola WK CPP hingga saat ini berjalan dengan baik dan bisa menyesuaikan dengan pola WK CPP saat ini, kita berharap ke depan PT BSP bisa meningkatkan produksinya sesuai dengan program kerja yang telah dibuat oleh BSP,” tutup Tutuka.