Tanda-tanda Anak Alami Pelecehan Seksual, Begini Cara Mencegahnya

pelecehan-seksual-anak5.jpg
(istimewa)


Laporan: Dwi Fatimah

RIAUONLINE, PEKANBARU - Orangtua perlu mewaspadai pelecehan seksual pada anak. Sebab, anak-anak lebih rentan mengalami pelecehan seksual.

Pelecehan seksual pada anak berdampak buruk pada perkembangan psikologis anak. Anak bisa merasakan ketakutan dan trauma setelah mengalami pelecehan seksual.

Anak-anak yang mengalami pelecehan sebagai korbannya seringkali tak menyadari kalau mereka dilecehkan dan sebaliknya, justru ada yang merasa bersalah. Hal ini dapat mempengaruhi cara seseorang berpikir, bertindak, dan perasaan mereka seumur hidup.

Maka dari itu, peran orangtua dan orang sekitar sangat penting untuk mencegah sang anak menjadi objek pelecehan. Salah satunya dengan mengajarkannya membaca situasi yang mengancam serta membuat mereka bisa menghindarinya.

Bentuk pelecehan seksual pada anak antara lain pemerkosaan, menyentuh bagian tubuh pribadi, menunjukkan alat kelamin ataupun memaksa anak menunjukkannya, berkomentar hal seksual kepada anak, dan memperlihatkan pornografi.

Tanda-tanda anak mengalami pelecehan antara lain menghindari kontak fisik, perdarahan atau memar pada alat kelamin, infeksi jamur, fobia ataupun ketakutan berlebih yang muncul tiba-tiba, sulit berjalan atau duduk, dan menunjukkan tanda stres atau depresi.

Untuk menghindari pelecehan seksual pada anak, orang tua perlu mengedukasi anak agar terhindar dari pelaku pelecehan seksual. Berikut cara mengedukasi anak agar terhindar dari pelecehan seksual:

Memperkenalkan bagian tubuh anak

Cara yang pertama dan terpenting yakni memperkenalkan bagian tubuh sejak dini. Pastikan untuk menggunakan nama yang tepat untuk bagian tubuh, atau setidaknya ajari anak apa arti sebenarnya dari bagian tubuh mereka.

Dikutip dari Child Mind Institute, penting menggunakan kata-kata yang pantas untuk menyebut bagian tubuh mereka. Jika sang anak mengetahui artinya dengan benar, hal itu dapat membantu anak berbicara dengan jelas jika terjadi sesuatu yang tidak pantas.

Ajari bagian tubuh pribadi



Selanjutnya, ajarkan pada anak bagian tubuh mana saja yang boleh dan tidak boleh dipegang orang lain. Jelaskan pula bahwa orang lain tak boleh melihat yang ada di balik pakaian apalagi sampai menyentuhnya.

Dengan cara ini anak dapat menjaga tubuhnya dan menolak dengan tegas ketika mendapatkan ancaman yang membahayakan di bagian tubuhnya.

Menanamkan budaya malu

Budaya malu juga perlu diterapkan dan dibiasakan pada anak sejak dini. Malu yang dimaksud seperti, malu mengganti pakaian di tempat umum atau tempat terbuka. Edukasi ini diharapkan anak tetap menjaga bagian tubuhnya tidak terlihat oleh orang lain.

Selain itu beritahu juga kepada anak bahwa tidak ada yang boleh mengambil foto bagian pribadinya. Lantaran saat ini banyak para pedofil yang suka mengambil dan menukar gambar anak-anak telanjang secara online.

Pastikan anak berada di lingkungan yang aman

Orang dewasa harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah pelecehan seksual terhadap anak. Orang dewasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua anak memiliki hubungan dan lingkungan yang aman, nyaman dan membina.

Ciptakan rasa percaya pada orangtua

Selain membekali anak dengan pengetahuan soal tubuhnya sendiri dan cara menjaga diri dari orang lain, penting bagi orang tua untuk menanamkan rasa percaya pada anak.

Ajari anak untuk tidak menyembunyikan hal apapun dari orangtua dengan cara menunjukkan sikap jujur dari hal-hal yang kecil. Sehingga orang tua bisa ikut mengawasi sang anak dan mengerti kondisi yang dialami.

Beberapa anak mungkin mampu menceritakan hal buruk yang menimpanya pada ibu dan ayah. Tapi, rasa takut dan trauma yang lebih besar pada anak lain membuatnya enggan untuk memberi tahu orang tuanya tentang pelecehan seksual yang dialaminya.

Jika sudah begini, orangtua juga tidak bisa memberikan pertolongan segera pada anak karena tidak mengetahui ada peristiwa tersebut. Untuk itu, orang tua juga bisa mengajari anak untuk menceritakan apa yang dialaminya.

Dilansir dari Kumparan.com, Menurut Psikolog Anak dan Remaja, Rizqina P. Ardiwijaya, anak-anak yang mengalami pelecehan seksual cenderung menunjukkan perilaku menghindar, yang pada akhirnya bisa berdampak pada psikologisnya. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk peka terhadap setiap perubahan anak.

“Dampak dari pelecehan seksual itu biasanya ada perilaku menghindar,” kata Rizqina

Ketakutan dan trauma yang dirasakan anak membuatnya tidak punya keberanian dan tidak bisa mempercayai siapapun untuk diajak berbicara. Agar hal ini tidak terjadi, ibu dan ayah perlu membangun kepercayaan dan menumbuhkan keterbukaan antara orang tua dan anak sejak dini melalui hal-hal kecil.

“Orangtua dapat membiasakan anak untuk menceritakan pengalaman dan perasaannya, baik positif maupun negatif setiap hari. Hal ini dapat dilakukan sepulang sekolah atau sebelum tidur,” jelas Rizqina.

Saat anak bercerita, sebaiknya simak dan dengarkan saja tanpa menginterupsinya. Biarkan si kecil berbagi tentang perasaannya secara terbuka dan maksimal. Usahakan untuk menerima dan memberikan respons terhadap pengalaman anak dengan tulus.

Lebih lanjut, psikolog yang berpraktik di Rumah Dandelion dan Ruang Mekar Azlia ini juga mengingatkan agar orang tua memberikan label pada emosi anak saat bercerita, apakah senang, sedih, atau kesal. Ini akan membantu Anda lebih peka terhadap perubahan emosi anak dan mencari tahu penyebabnya.

Jika sudah membiasakan hal ini, si kecil akan lebih mudah terbuka pada orang tuanya saat mengalami peristiwa baik maupun buruk pada dirinya.

Selain itu orang tua juga perlu melakukan pencegahan agar si kecil terhindar dari pelecehan seksual. Salah satunya adalah dengan mengenalkan area privat pada tubuh anak dan kewajiban untuk menjaganya agar tidak disentuh atau diperlihatkan pada orang lain.