Terungkap Alasan Premium Langka di Pekanbaru, Penyebabnya Bikin Geleng Kepala

Pertamina-Hearing-dengan-DPRD-Pekanbaru.jpg
(Muthi Haura/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium mengalami kelangkaan beberapa bulan terakhir. Banyak masyarakat mengeluhkan kelangkaan premium ini, salah satunya masyarakat Panam, Laila. Ia berujar, ditengah pandemi Covid-19 saat ini, BBM jenis premium sangat dibutuhkan.

“Tiap hari kerja, bolak balik sana sini butuh banyak minyak motor,” katanya.

Sales Brand Manager Pertamina Pekanbaru, Aditya Agung Andrawina mengatakan, pihaknya membantah telah menghilangkan atau mengurangkan pasokan premium di Kota Pekanbaru.

Kelangkaan tersebut karena banyaknya penyelewengan premium yang dilakukan oleh orang tak bertanggungjawab untuk dibawa ke Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang mana provinsi tersebut memang sudah tidak lagi mendapatkan pasokan Premium.

"Khususnya wilayah Sumbar yang sudah tidak ada Premium, memang kami temukan fakta di lapangan. Terjadinya penyelewengan ini dilakukan entah oknum pelangsir atau oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," katanya kepada wartawan.

Lebih lanjut, Aditya juga mengatakan, SPBU di Pekanbaru sendiri sudah banyak yang tidak menyediakan BBM jenis premium karena banyaknya oknum-oknum yang bermain bahan bakar.


Pemilik SPBU tidak ingin terlibat dalam permainan gelap tersebut, karena akan membahayakan dirinya serta tempat usahanya itu sendiri.

Ditambah lagi dengan adanya SPBU yang terkena sangsi oleh Pertamina sehingga tidak diizinkan untuk menjual premium. Sejauh ini, ada lima SPBU di Kota Pekanbaru diblacklist sebab terbukti melakukan penyelewengan penyaluran premium.

"Kami selalu melakukan pengecekan di lapangan dan penindakan terhadap SPBU yang terbukti, di Pekanbaru yang sudah kita skorsing untuk tidak menjual ada 5 SPBU karena ketahuan menyalurkan," ujarnya.

 

Aditya menjelaskan Premium sendiri juga bukan lagi produk yang memenuhi standar, karena standar euro setandar nasional dan internasional itu harus euro empat. Dimana produk minimal tersebut adalah Ron 91 sedangkan di Asia Tenggara sendiri Indonesia adalah negara satu-satunya yang masih menggunakan Ron 88.

"Kami tidak menghilangkan serta merta, nanti Pertamina akan mengadakan berbagai program dan sosialisasi agar kendaraan serta lingkunga lebih terjaga. Premium di Riau tahun ini masih dan tidak ada penghilangan," pungkasnya.