RIAU ONLINE, PEKANBARU - Hadirnya pagelaran Potang Belimau yang digagas oleh Pemerintah Kota Pekanbaru ternyata dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang. Acara itu sengaja dibuat oleh warga yang mempunyai hajatan untuk menyambut bulan suci Ramadan setiap tahunnya.
Diselenggarakan sesudah masyarakat menjalankan perintah Salat Ashar dan akan berakhir menjelang Azan Maghrib berkumandang membuat acara ini semakin menyita mata penduduk Kota Pekanbaru. Sehingga masyarakat dari berbagai lapisan rela untuk berdesak-desakan menyaksikan Walikota Pekanbaru, Firdaus didampingi Wakilnya, Ayat Cahyadi meresmikan acara yang terbilang sederhana ini.
Kegiatan itu memang begitu sederhana, acara ini hanya menyuguhkan beberapa rangkaian prosesi saja. Dimulai dari arak-arakan dan ziarah pendiri Kota Pekanbaru yang berada di satu kawasan Masjid Raya Pekanbaru sampai melakukan penyiraman air jeruk yang sudah dicampur dengan beberapa bunga kepada anak-anak yang kurang beruntung berlokasi di belakang halaman rumah singgah Tuan Kadi, Jalan Dagang.
Baca Juga: Jadikan Wisata Daerah, Begini Cara Gubri Kemas Balimau Kasai Kampar
Hiburannya pun hanya sekedar lantunan musik yang dinyanyikan oleh seorang biduan wanita diiringi oleh keyboard, gendang, di atas tenda berukuran 4x4 meter. Itu pun di bawakannya sebelum acara dimulai. Selepasnya, tak pernah.
RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA
Namun, menurut Firdaus, meski kegiatan ini tergolong sederhana, diharapkan dapat mengingatkan kembali akan bukti sejarah yang dimiliki oleh Kota Pekanbaru saat ini.
"Semoga dengan mengingat kembali budaya kita ini, dapat menjaga kembali ingatan kita tentang simbol-simbol keislaman yang dimiliki oleh Kota Pekanbaru, yang mana di hari ini kita membersihkan hati jiwa dan memaafkan di bulan yang penuh barokah ini," katanya di halaman Rumah Singgah Tuan Kadi, Jumat, 26 Mei 2017.
RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA
Lonjakan pengunjung di acara Potang Balimau juga mengejutkan. Setiap sudut, setiap jengkal mata memandang akan tampak peniaga musiman yang mencari peruntungannya, meski lokasi acara saat itu steril dari pedagang. Mulai dari pedagang tradisional hingga modern tumpah ruah yang jaraknya hanya 100 meter dari lokasi acara Potang Bolimau, tepatnya di taman yang ditumbuhi oleh rumput hijau pendek tak melebihi semata kaki.
Klik Juga: Sambut Ramadan, Rumah Singgah Tuan Kadi Kembali Dipadati Masyarakat
RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTA
Bahkan meluap sampai ke ruas jalan, di bawah Jembatan Siak III yang lokasinya sedikit mengarah keluar acara. Berbagai macam barang pun ditawarkan, mulai dari barang konsumsi sehari-hari, kebutuhan pribadi sampai hiasan rumah tangga pun diperjualbelikan.
"Sayang anak, sayang anak, sayang anak, tiga sepuluh, tiga sepuluh (tiga mainan Rp10 ribu-red)," teriak pria penjual mainan
Ada pula yang meneriakkan makanan renyah. "Peyek murah, peyek murah.. peyek murah." kata ibu-ibu sambil menenteng barang dagangannya.
Akibatnya acara inti yang semula memperkenalkan kembali sejarah Pekanbaru jadi memudar dan tertutupi oleh kehadiran sangat banyak pedagang.
Semula hati hanya ingin menyaksikan parade acara yang diselenggarakan secara tahunan menjelang Ramadan, berubah menjadi surga dimana bisa melepaskan hasrat berbelanja yang hanya dijumpai selama setahun sekali.
Bagi sebagian orang berbelanja itu menyenangkan, apalagi dilakukan di sela-sela acara yang konon bersejarah itu, Potang Belimau.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline