Gubri Apresiasi Kabupaten dan Kota yang Gelar Festival Lampu Colok

Syamsuar412.jpg
(Media Center Riau)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Ternyata tidak hanya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau yang menggelar Festival Lampu Colok Kreatif pada Ramadan tahun ini.

 

Beberapa kabupaten/kota juga serius melestarikan tradisi orang Melayu itu. Sebut saja, misalnya Bengkalis, Rokan Hilir, Kepulauan Meranti atau Kota Dumai.

 

"Saya apresiasi sekaligus mengucapkan terima kasih kepada kabupaten/kota yang telah menggelar Festival Lampu Colok tahun ini," ucap Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi kepada pers, Sabtu 30 April 2022 di Pekanbaru.

 

 

Menurut Gubri, selain memberikan hiburan dan kebahagian tersendiri bagi masyarakat, Festival Lampu Colok adalah wujud komitmen untuk melestarikan budaya Melayu. 

 

"Ternyata Festival Lampu Colok Kreatif yang kita laksanakan di provinsi mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat. Kita melihat bagaimana masyarakat antusias dengan lampu colok dalam berbagai kreasi," ungkap Gubri.

 

Gubri berharap ke depan, tradisi seperti lampu colok tetap mendapat perhatian dari berbagai pihak untuk dilestarikan. "Kemajuan teknologi tidak berarti melupakan tradisi yang telah lama hidup dalam masyarakat Melayu," kata Gubri lagi.

 

Seperti diketahui, untuk menyemarakkan bulan suci Ramadan sekaligus suka cita menyambut hari lebaran, Pemprov Riau menggelar Festival Lampu Colok Kreatif.

 



Lampu colok dipilih karena sejak dulu sudah jadi tradisi dalam kehidupan masyarakat Melayu.

 

Biasanya, pada sepuluh hari terakhir Ramadan, masyarakat akan memasang lampu colok di depan rumahnya.

 

Dalam bahasa Melayu, colok artinya lampu penerang.

 

Lampu colok ialah sejenis lampu teplok yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya.

 

Lampu tradisional ini digunakan dengan menyalakan sumbu kompor di dalamnya.

 

Biasanya, tradisi menyalakan lampu colok dimulai pada malam ke-21 Ramadan atau malam satu likur.

 

Selain sebagai penerang, memasang lampu colok di depan rumah juga merupakan antusiasme muslim Melayu dalam menyambut malam Lailatul Qadar.

 

Festival digelar antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Provinsi Riau dan seluruh kelurahan yang ada di Kota Pekanbaru.

 

Festival ini memperebutkan hadiah puluhan juta rupiah.

 

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen yang dipercaya sebagai salah seorang juri menyebut bahwa etika, estetika dan kreativitas akan menjadi tolak ukur dalam penilaian.

 

 

Festival Lampu Colok Kreatif, kata Yose,juga mengandung unsur budaya. Oleh karena itu diharapkan juga menjadi wisata budaya di bulan Ramadan.

 

Kata Yose lagi, Lampu Colok dari Riau merupakan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)  yang sudah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia pada tahun 2021. 

 

“Kalau sudah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia, maka Pemerintah Daerah wajib melakukan pembinaan,” jelas Kadisbud Riau itu. (*)