Sejumlah mahasiswa dari Universitas Riau (Unri) yang tergabung dalam Korp Mahasiswa Hubungan Internasional Unri (Komahi UR) menyerahkan petisi kepada Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru, Senin, 28 Maret 2022.
(DEFRI/ RIAUONLINE)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Dekan Universitas Riau non Aktif, Syafri Harto divonis bebas oleh Hakim Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru terkait dugaan pencabulan yang dilakukannya kepada mahasiswi bimbingan inisial L.
Hal ini membuat mahasiswa dari Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (Komahi) Universitas Riau berangkat ke Jakarta untuk menemui Menteri Pendikan Riset dan Teknologi (Mendikbud), Nadiem Makarim, Kamis, 15 April 2022.
Mayor Komahi Unri, Khelvin mengatakan kedatangan mereka dan penyintas ke Jakarta merupakan langkah kepasrahan atas kondisi ketidakadilan yang terjadi di Universitas Riau.
"Kami merasa tidak ada keadilan yang terjadi di Universitas Riau. Ditambah terdakwa pelecehan seksual SH divonis bebas, sehingga kami pergi untuk menjemput keadilan serta janji dari pak Nadiem," ujar Khelvin, Jumat, 15 April 2022.
Khelvin mengatakan audiensi tersebut dilakukan di dalam ruangan Menteri di kantor Kemendikbud RI. Dari hasil audiensi tersebut, Kemendikbud bersungguh-sungguh menangani kasus ini.
"Kemendikbud dan semua jajaran di dalam nya akan berada dibelakang penyintas dan rekan mahasiswa (mendukung) segala bentuk tindakan yang menolak kekerasan seksual di lingkungan kampus," terangnya.
Selain itu, Kemendikbud akan menjalani prosedur untuk tindak lanjut kasus ini. Tindakan lanjut dari kemendikbud akan berbeda dengan pengadilan (mereka punya wewenang sendiri).
"Kemendikbud memastikan untuk membantu penyintas dan menciptakan lingkungan aman bagi mahasiswa UR.
Kami mengatakan kepada pak Nadiem bahwa Komahi Unri dan penyintas membutuhkan langkah konkrit serta perlindungan dari pak Nadiem."
"Kami sangat berharap, Permendikbud No. 30 2021 yang dirumuskan oleh Kemendikbud RI memang dapat benar-benar memberikan keadilan bagi penyintas, bukan hanya sekedar peraturan namun implementasi yang nyata," pungkasnya.
Sementara itu, Nadiem Makariem mengungkapkan hal ini merupakan perjuangan bersama untuk merubah budaya yang ada.
"Kita akan saling berjuang dan berusaha. Kami juga akan selalu ada dibalik perjuangan ini," tegas Nadiem.