5 Nilai Asas Jati Diri Melayu, Setia Kepada Pemimpin dan Bertakwa

5-Nilai-Asas-Jati-Diri-Melayu.jpg
(budayamelayuriau.org)

Penulis : Linda Mandasari

RIAUONLINE, PEKANBARU-Jati diri atau yang biasa disebut identitas merupakan ciri khas yang menandai seseorang, sekelompok orang atau suatu bangsa.

Arti jati diri bagi orang Melayu yaitu nilai-nilai luhur yang melekat dan mendarah daging dalam diri seseorang, suatu kaum, puak, suku dan bangsa.

Hal itu menjadi pedoman maupun landasan dalam menjalankan hidup bermasyarakat.  Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Sejarah Melayu Riau, 5 Nilai Asas Jati Diri Melayu, simak ulasannya berikut ini. 

1.Tunjuk Ajar 

 Tunjuk Ajar Melayu dan Tenas Effendy - Balai Pelestarian Nilai Budaya  Kepulauan Riau

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / kebudayaan.kemdikbud.go.id

Tunjuk ajar merupakan pernyataan dalam bahasa khas yang mengemukakan petuah, nasehat, amanah, petunjuk dan suri teladan untuk mengarahkan manusia kepada kehidupan yang benar dan baik.

Dalam pengertian keagamaan, membawa manusia ke jalan yang lurus dan di ridhoi Allah, yang berkahnya menyelamatkan manusia dalam kehidupan di dunia dan akhirat.

 

Kandungan isi tunjuk ajar Melayu berpakai pada ajaran Islam, norma-norma sosial, serta tafsir budaya yang disimpul simpai melalui hubungan timbal balik yang mendalam antara manusia Melayu dengan lingkungan luasnya. Ini misalnya tercermin dari isi tiga rangkap bait pantun berikut.

Apalah isi periuk besar, beras ditanak menjadi nasi, apalah isi tunjuk ajar, isinya syara dan sunnah nabi. Butir-butir yang menjadi kandungan tunjuk ajar seringkali bersandar kepada pernyataan kata orang tua-tua, atau disebut juga orang patut yaitu sebutan yang merujuk kepada seseorang yang berwawasan luas dan kaya pengalaman.

 

2. Takwa Kepada Tuhan

 5 Cara Meneguhkan Ketaqwaan Sepanjang Tahun | Republika Online

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / republika.co.id

Bagi orang Melayu, agama Islam merupakan anutan. Seluruh nilai budaya dan norma-norma sosial masyarakat wajib merujuk pada ajaran Islam dan dilarang keras bertelikai, apalagi menyalahinya.

Sehingga, semua nilai budaya yang dianggap belum serasi dan belum sesuai dengan ajaran Islam harus diluruskan terlebih dahulu. Nilai yang tidak dapat diluruskan segera dibuang.

Acuan ini meyebabkan Islam tidak lepas dari budaya, adat istiadat ataupun norma-norma sosial lainnya dalam kehidupan Melayu. Hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab, mengapa orang di luar Islam menganut agama Islam disebut “masuk Melayu” dan sebaliknya.

Bila orang melayu keluar dari agama Islam, tanggallah hak dan kewajibannya sebagai orang Melayu. Orang yang keluar dari Islam tidak lagi dianggap orang Melayu.

Di dalam ungkapan adat dikatakan, “siapa meninggalkan syarak, maka Melayu, siapa yang memakai syarak, maka ia masuk Melayu”, atau “bila tanggal syarak, maka gugurlah Melayu”.

Tingkat persebatian kehidupan orang Melayu dengan Islam dapat disimak dari tunjuk ajar Melayu yang amat banyak mengandung nilai-nilai luhur ajaran Islam, serta anjuran dan dorongan agar setiap insan Melayu hendaklah hidup dengan penuh takwa kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa.

 

3. Ketaatan Kepada Ibu dan Bapa

 Telaah Kepatuhan Anak pada Orang Tua | NU Online

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / nu.or.id

Sejarah Melayu Riau, 5 Nilai Asas Jati Diri Melayu selanjutnya yaitu ketaatan ibu dan bapa yang disebut “mentaati orang tua-tua” amat diutamakan dalam kehidupan orang Melayu.

Orang tua-tua mengatakan, “siapa taat ke orang tuanya, di dunia selamat, akhirat pun mulia”. Sebaliknya, barang siapa durhaka kepada ibu dan bapanya, bukan saja disumpahi oleh masyarajat, tetapi akan disiksa di akhirat kelak.

Sastra lisan Melayu amat banyak mengisahkan keburukan anak durhaka yang hidupnya berakhir dengan malapetak6a dan kemalangan. Sebaliknya, banyak pula diceritakan kisah kemuliaan anak yang taat kepada orangtuanya.

Di dalam tunjuk ajar Melayu, banyak pula ungkapan yang berkaitan dengan keutamaan mentaati ibu dan bapa, sebagai acuan masyarakat. Ungkapan-ungkapan tersebut menunjukkan betapa utamanya orangtua dalam kehidupan orang Melayu.

Mereka sangat memuliakan ibu bapaknya sesuai ajaran agama Islam yang mereka anut. Selain itu, banyak pula ungkapan sebagai cerminan dari akibat buruk bila tidak memuliakan, tidak menghormati, menyianyiakan atau mendurhakai ibu bapak.

 

4. Taat Setia Kepada Pemimpin

 Taat Setia Kepada Pemimpin - Budaya Melayu Riau



5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / budayamelayuriau.org

Ungkapan ini menunjukkan, bahwa dalam kehidupan manusia. Baik di lingkungan kecil (rumah tangga) sampai kepada masyarakat luas, haruslah ada “tua” nya, yakni ada pemimpinnya.

Tanpa pemimpin, kerukunan dan kedamaian di dalam rumah tangga atau masyarakat tidak akan terjamin. Dalam ungkapan lain dikatakan “bila rumah tidak bertua, celaka datang bala menimpa, bila negri tidak beraja, alamat hidup aniaya menganiaya”.

Di dalam kehidupan orag Melayu, “orang yang dituakan” atau pemimpin amatlah penting. Karenanya, pemimpin wajib dihormati, ditaati, dan dipatuhi sepanjang ia menjalankan kewajibannya dengan baik dan benar.

Pemimpin yang dikemukakan oleh masyarakatnya disebut ditinggikan seranting, didahulukan selangkah, lazimnya diambil atau dipilih dari warga masyarakat yang memenuhi kriteria tertentu.

 

5. Kebersamaan, Persebatian, Gotong Royong, Tenggang Rasa

 Gotong Royong di Kampung Melayu, Wawali Ajak Masyarakat Serius Kota Bersih

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / tuntasonline.com

Sisi lain dari nilai tunjuk ajar Melayu adalah mengutamakan persatuan dan kesatuan, menunjung tinggi kegotongroyongan, dan mengekekalkan tenggang rasa di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Orang tua menegaskan, bahwa rasa persatuan dan kesatuan, kegotongroyongan, serta bertenggang rasa adalah inti kepribadian Melayu.

Mengacu prinsip bahwa pada hakikatnya manusia adalah bersaudara, bersahabat, dan berkasih sayang, maka tunjuk ajar yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan, gotong royong dan bertenggang rasa senantiasa hidup dan diwariskan secara turun temurun.

 

 

 

Mereka juga menegaskan, bahwa prinsip-prinsip tersebut akan mampu mewujudkan kedamaian di muka bumi ini. Dalam ungkapan adat dikatakan “ketuku batang ketakal, duanya batang keladi, muyang kita sesuku dengan seasal, kita senenek serta semoyang.

Kandungan isi ungkapan ini secara jelas menunjukkan sikap orang Melayu yang menganggap manusia seluruhnya bersaudara karena berasal dari nenek moyang yang sama, yakni Adam dan Hawa.

Sekian informasi mengenai Sejarah Melayu Riau, 5 Nilai Asas Jati Diri Melayu. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.

 

 

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu

Penulis : Linda Mandasari

Summary : Sejarah Melayu Riau, 5 Nilai Asas Jati Diri Melayu, simak ulasannya berikut ini.

<!--[if gte vml 1]> <!--[endif]-->

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / listianiwirdha.blogspot.com

https://www.google.com/imgres?imgurl=https://1.bp.blogspot.com/-M3i8EJHKhdA/XfY4xC3WjoI/AAAAAAAAA_U/RvTZUwvNUwUXrWHqxU4D-06lzZ240pvwACLcBGAsYHQ/s1600/mediacenter.riau.go.id.png&imgrefurl=http://listianiwirdha.blogspot.com/2019/12/asas-asas-jatidiri-melayu-riau.html&tbnid=JkDWjBQGOs3fBM&vet=12ahUKEwi2vdGth-zzAhWtn0sFHQPKAZ4QMygCegQIARBh..i&docid=0Nq_-2zO6X_rkM&w=700&h=417&q=5 asas jati diri melayu&ved=2ahUKEwi2vdGth-zzAhWtn0sFHQPKAZ4QMygCegQIARBh

Jati diri atau yang biasa disebut identitas merupakan ciri khas yang menandai seseorang, sekelompok orang atau suatu bangsa. Arti jati diri bagi orang Melayu yaitu nilai-nilai luhur yang melekat dan mendarah daging dalam diri seseorang, suatu kaum, puak, suku dan bangsa. Hal itu menjadi pedoman maupun landasan dalam menjalankan hidup bermasyarakat.  Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Sejarah Melayu Riau, 5 Nilai Asas Jati Diri Melayu, simak ulasannya berikut ini.

<!--[if !supportLists]-->1.       <!--[endif]-->Tunjuk Ajar

<!--[if gte vml 1]> <!--[endif]-->

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / kebudayaan.kemdikbud.go.id

https://www.google.com/imgres?imgurl=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/wp-content/uploads/sites/39/2018/12/tunjuk-ajar-melayu.jpg&imgrefurl=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/tunjuk-ajar-melayu-dan-tennas-effendy/&tbnid=IsHqNWChcezYuM&vet=12ahUKEwiB8NqThuzzAhVgnksFHUIrAfYQMygAegUIARCfAQ..i&docid=uVrkBK1KZpOXhM&w=572&h=393&q=Tunjuk Ajar&ved=2ahUKEwiB8NqThuzzAhVgnksFHUIrAfYQMygAegUIARCfAQ

 

Tunjuk ajar merupakan pernyataan dalam bahasa khas yang mengemukakan petuah, nasehat, amanah, petunjuk dan suri teladan untuk mengarahkan manusia kepada kehidupan yang benar dan baik. Dalam pengertian keagamaan, membawa manusia ke jalan yang lurus dan di ridhoi Allah, yang berkahnya menyelamatkan manusia dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Kandungan isi tunjuk ajar Melayu berpakai pada ajaran Islam, norma-norma sosial, serta tafsir budaya yang disimpul simpai melalui hubungan timbal balik yang mendalam antara manusia Melayu dengan lingkungan luasnya. Ini misalnya tercermin dari isi tiga rangkap bait pantun berikut. Apalah isi periuk besar, beras ditanak menjadi nasi, apalah isi tunjuk ajar, isinya syara dan sunnah nabi. Butir-butir yang menjadi kandungan tunjuk ajar seringkali bersandar kepada pernyataan kata orang tua-tua, atau disebut juga orang patut yaitu sebutan yang merujuk kepada seseorang yang berwawasan luas dan kaya pengalaman.

 

<!--[if !supportLists]-->2.       <!--[endif]-->Takwa Kepada Tuhan

<!--[if gte vml 1]> <!--[endif]-->

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / republika.co.id

https://www.google.com/imgres?imgurl=https://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/ilustrasi_210401225606-187.jpg&imgrefurl=https://www.republika.co.id/berita/quus0c366/5-cara-meneguhkan-ketaqwaan-sepanjang-tahun&tbnid=XMXhGpvADtwpwM&vet=12ahUKEwjLt5XbhuzzAhUen0sFHQNFDIoQMygUegQIARA5..i&docid=FHk09qgm3sxXZM&w=830&h=553&q=Takwa Kepada Tuhan orang melayu&ved=2ahUKEwjLt5XbhuzzAhUen0sFHQNFDIoQMygUegQIARA5

 

Bagi orang Melayu, agama Islam merupakan anutan. Seluruh nilai budaya dan norma-norma sosial masyarakat wajib merujuk pada ajaran Islam dan dilarang keras bertelikai, apalagi menyalahinya. Sehingga, semua nilai budaya yang dianggap belum serasi dan belum sesuai dengan ajaran Islam harus diluruskan terlebih dahulu. Nilai yang tidak dapat diluruskan segera dibuang. Acuan ini meyebabkan Islam tidak lepas dari budaya, adat istiadat ataupun norma-norma sosial lainnya dalam kehidupan Melayu. Hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab, mengapa orang di luar Islam menganut agama Islam disebut “masuk Melayu” dan sebaliknya. Bila orang melayu keluar dari agama Islam, tanggallah hak dan kewajibannya sebagai orang Melayu. Orang yang keluar dari Islam tidak lagi dianggap orang Melayu. Di dalam ungkapan adat dikatakan, “siapa meninggalkan syarak, maka Melayu, siapa yang memakai syarak, maka ia masuk Melayu”, atau “bila tanggal syarak, maka gugurlah Melayu”. Tingkat persebatian kehidupan orang Melayu dengan Islam dapat disimak dari tunjuk ajar Melayu yang amat banyak mengandung nilai-nilai luhur ajaran Islam, serta anjuran dan dorongan agar setiap insan Melayu hendaklah hidup dengan penuh takwa kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa.

 

<!--[if !supportLists]-->3.       <!--[endif]-->Kataatan Kepada Ibu dan Bapa

<!--[if gte vml 1]> <!--[endif]-->

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / nu.or.id

https://www.google.com/imgres?imgurl=https://storage.nu.or.id/storage/post/16_9/mid/149687055259386e984c812.jpg&imgrefurl=https://www.nu.or.id/post/read/78633/telaah-kepatuhan-anak-pada-orang-tua&tbnid=U1Yc2O_jqWUICM&vet=12ahUKEwjTq6WMh-zzAhU1oUsFHfwDCWoQMygMegUIARDEAQ..i&docid=7hx8trg56TzCrM&w=480&h=280&q=Kataatan Kepada Ibu dan Bapa&ved=2ahUKEwjTq6WMh-zzAhU1oUsFHfwDCWoQMygMegUIARDEAQ

 

Sejarah Melayu Riau, 5 Nilai Asas Jati Diri Melayu selanjutnya yaitu ketaatan ibu dan bapa yang disebut “mentaati orang tua-tua” amat diutamakan dalam kehidupan orang Melayu. Orang tua-tua mengatakan, “siapa taat ke orang tuanya, di dunia selamat, akhirat pun mulia”. Sebaliknya, barang siapa durhaka kepada ibu dan bapanya, bukan saja disumpahi oleh masyarajat, tetapi akan disiksa di akhirat kelak. Sastra lisan Melayu amat banyak mengisahkan keburukan anak durhaka yang hidupnya berakhir dengan malapetak6a dan kemalangan. Sebaliknya, banyak pula diceritakan kisah kemuliaan anak yang taat kepada orangtuanya. Di dalam tunjuk ajar Melayu, banyak pula ungkapan yang berkaitan dengan keutamaan mentaati ibu dan bapa, sebagai acuan masyarakat. Ungkapan-ungkapan tersebut menunjukkan betapa utamanya orangtua dalam kehidupan orang Melayu. Mereka sangat memuliakan ibu bapaknya sesuai ajaran agama Islam yang mereka anut. Selain itu, banyak pula ungkapan sebagai cerminan dari akibat buruk bila tidak memuliakan, tidak menghormati, menyianyiakan atau mendurhakai ibu bapak.

 

<!--[if !supportLists]-->4.       <!--[endif]-->Taat Setia Kepada Pemimpin

<!--[if gte vml 1]> <!--[endif]-->

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / budayamelayuriau.org

https://www.google.com/imgres?imgurl=https://budayamelayuriau.org/wp-content/uploads/2021/04/pemimpin_budayamelayuriau.org_.jpg&imgrefurl=https://budayamelayuriau.org/lingkup-materi/taat-setia-kepada-pemimpin/&tbnid=nDQeEC0rYzrNNM&vet=12ahUKEwjLt5XbhuzzAhUen0sFHQNFDIoQMygaegQIARBL..i&docid=bm8rKQOGPOt7KM&w=800&h=430&q=Takwa Kepada Tuhan orang melayu&ved=2ahUKEwjLt5XbhuzzAhUen0sFHQNFDIoQMygaegQIARBL

 

Ungkapan ini menunjukkan, bahwa dalam kehidupan manusia. Baik di lingkungan kecil (rumah tangga) sampai kepada masyarakat luas, haruslah ada “tua” nya, yakni ada pemimpinnya. Tanpa pemimpin, kerukunan dan kedamaian di dalam rumah tangga atau masyarakat tidak akan terjamin. Dalam ungkapan lain dikatakan “bila rumah tidak bertua, celaka datang bala menimpa, bila negri tidak beraja, alamat hidup aniaya menganiaya”. Di dalam kehidupan orag Melayu, “orang yang dituakan” atau pemimpin amatlah penting. Karenanya, pemimpin wajib dihormati, ditaati, dan dipatuhi sepanjang ia menjalankan kewajibannya dengan baik dan benar. Pemimpin yang dikemukakan oleh masyarakatnya disebut ditinggikan seranting, didahulukan selangkah, lazimnya diambil atau dipilih dari warga masyarakat yang memenuhi kriteria tertentu.

 

<!--[if !supportLists]-->5.       <!--[endif]-->Kebersamaan, Persebatian, Gotong Royong, Tenggang Rasa

<!--[if gte vml 1]> <!--[endif]-->

5 Nilai Asas Jati Diri Melayu / tuntasonline.com

https://www.google.com/imgres?imgurl=https://www.tuntasonline.com/sites/default/files/styles/normal_size/public/article/2021/03/IMG-20210305-WA0010.jpg?itok=u13bgtiz&imgrefurl=https://www.tuntasonline.com/2021/03/05/gotong-royong-di-kampung-melayu-wawali-ajak-masyarakat-serius-kota-bersih&tbnid=w43pWcFZL2zF4M&vet=12ahUKEwjGyNDph-zzAhXJn0sFHbe5D2EQMygDegUIARC0AQ..i&docid=chShkl7xNtq6rM&w=770&h=480&q=gotong royong melsyu&ved=2ahUKEwjGyNDph-zzAhXJn0sFHbe5D2EQMygDegUIARC0AQ

 

Sisi lain dari nilai tunjuk ajar Melayu adalah mengutamakan persatuan dan kesatuan, menunjung tinggi kegotongroyongan, dan mengekekalkan tenggang rasa di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Orang tua menegaskan, bahwa rasa persatuan dan kesatuan, kegotongroyongan, serta bertenggang rasa adalah inti kepribadian Melayu. Mengacu prinsip bahwa pada hakikatnya manusia adalah bersaudara, bersahabat, dan berkasih sayang, maka tunjuk ajar yang berkaitan dengan persatuan dan kesatuan, gotong royong dan bertenggang rasa senantiasa hidup dan diwariskan secara turun temurun. Mereka juga menegaskan, bahwa prinsip-prinsip tersebut akan mampu mewujudkan kedamaian di muka bumi ini. Dalam ungkapan adat dikatakan “ketuku batang ketakal, duanya batang keladi, muyang kita sesuku dengan seasal, kita senenek serta semoyang. Kandungan isi ungkapan ini secara jelas menunjukkan sikap orang Melayu yang menganggap manusia seluruhnya bersaudara karena berasal dari nenek moyang yang sama, yakni Adam dan Hawa.

 

Sekian informasi mengenai Sejarah Melayu Riau, 5 Nilai Asas Jati Diri Melayu. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.

 

Keyword : Sejarah Melayu Riau

Rekomendasi tag : #sejarahmelayuriau #5nilaiasas #nilaijatidirimelayu #tunjukajar #takwakepadatuhan