(istimewa)
(istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Tim dari aparat gabungan masih saja mendapati kerumunan di sejumlah titik di Kota Pekanbaru. Mereka langsung membubarkan pengunjung tempat usaha yang masih membuat kerumunan hingga melewati pukul 21.00 WIB.
Pemerintah dan Satgas Covid-19 gencar melakukan pembatasan kegiatan masyarakat, terutama saat malam hari. Para pelaku usaha seperti kuliner malam juga diberikan batasan untuk melayani pembeli di tempat.
Banyak temuan di lapangan orang positif Covid-19 saat nongkrong di kuliner malam. Aparat gabungan dan Satgas Covid-19 membawa serta tenaga medis ke lokasi razia. Mereka melakukan rapid test dan swab mendadak.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Riau, Dr H Edyanus Herman Halim SE MS, menilai masih banyak masyarakat belum sadar betapa pentingnya tindakan pencegahan atau tindakan preventif.
"Masyarakat masih banyak yang berkerumun di pasar, mal, cafe. Bahkan masih banyak masyarakat yang tidak mengindahkan protokol kesehatan. Ada juga yang tidak percaya terhadap wabah Covid-19 ini termasuk terhadap tindakan pencegahannya, seperti vaksin, masker dan prokes lainnya," jelas Edyanus kepada riauonline.co.id.
Lebih lanjut dikatakannya, upaya paling sulit adalah kesadaran menjaga jarak dan tidak berkerumun. Ia menilai, virus corona kian meningkat setelah lebaran.
Baca Juga
"Di level Pemerintah Provinsi (Pemprov), upaya yang dilakukan sudah cukup baik. Selain mendorong penguatan peran pemerintah kabupaten/kota, Pemprov juga sudah berupaya meningkatkan partisipasi masyarakat melalui perlibatan paguyuban masyarakat yang ada di Pekanbaru," ulasnya.
Dosen yang mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini menyebut, para pemimpin informal dari berbagai paguyuban dihimbau untuk mengajak masyarakatnya bersama-sama menjalankan protokol kesehatan. Termasuk menggalakkan agar masyarakat bersedia divaksin.
"Bahkan mungkin juga pola-pola partisipasi rakyat untuk secara bersama menanggulagi pendanaan jika itu berkenaan dengan solidaritas dan kepentingan bersama. Bila sistem dan perlakuannya dapat dipercaya, maka masyarakat tidak akan sulit untuk diajak berpartisipasi," paparnya.
Menurutnya, penting sekali untuk melakukan stay at home bersama dan pola sikamling harus dikuatkan. Hal ini bisa menjaga agar tidak ada orang yang melanggar aturan dengan berbagai dalih dan persoalan.
"Apalagi ketersediaan rumah sakit dan fasilitas kesehatan kita sangat terbatas dan kualitasnya pun kurang memadai. Mengobati Covid-19 membutuhkan biaya besar bagi mereka yang imun tubuhnya rendah," katanya menambahkan.
Edyanus yang juga dikenal sebagai Pemangku Adat Rantau Kuantan ini menyebut, harus ada kesadaran dari masyarakat sendiri. Apalagi masyarakat dengan kormobit yang tinggi, tentu lebih rentan terpapar virus.
"Jalan terakhir jika masyarakat makin membandel maka perlu dikenakan biaya pengobatan jika mengalmi sakit tertular Covid-29, tapi itu terkesan kejam," imbuhnya.
Sebelumnya, Wali Kota Pekanbaru, Firdaus mengingatkan camat dan lurah untuk ikut serta melakukan pengawasan terhadap aktivitas masyarakat. Mereka bisa membubarkan kerumunan yang ada di wilayahnya.
Masyarakat yang tetap bersikeras berada di kerumunan bakal mendapat sanksi dari aparat gabungan. Sanksi tersebut sesuai perwako penerapan perilaku hidup baru di Kota Pekanbaru.
Saat ini Kota Pekanbaru masuk zona merah Covid-19 di nasional. Tingkat sebaran virus corona cukup tinggi dan mengkhawatirkan. Penyebaran Covid-19 di Kota Pekanbaru terus meluas dan berpotensi penularan tinggi.