RIAU ONLINE, PEKANBARU-Anggota Komisi V DPRD Riau, Arnita Sari menyebut pandemi Covid-19 yang melanda Riau sudah sangat mematikan dan melebihi situasi berbahaya.
"Ini bukan warning lagi. Saya tidak tahu kalau di atas lampu merah apa lagi namanya. Ini sudah meledak ini. Apa kita mau mati massal?" Ujar Arnita, Rabu, 6 Mei 2021.
Arnita yang memiliki latar belakang dokter ini mengingatkan bahwa korban yang berjatuhan adalah manusia bukan hanya sekadar angka-angka statistik.
"Saya dokter, mulai dari dalam kandungan manusia sudah dirawat. Korban meninggal itu manusia, bukan angka statistik," ungkap Arnita lirih.
Diketahui dalam beberapa waktu belakangan angka positif di Riau mencapai 10 persen dari total angka positif di Indonesia.
Arnita menyoroti konferensi pers dari Gugus Tugas Pemprov yang menyampaikan 3M dan cenderung menyalahkan masyarakat. Padahal seharusnya kinerja Pemprov juga dipaparkan.
"Sejauh mana pemprov melakukan testing? Sampai ke desa-desa? Bagaimana mereka melakukan tracing? Bagaimana mereka melakukan treatment?" Tanyanya.
Selain itu pula, Arnita yang merupakan juru bicara pansus pembentukan Perda Penyelenggaraan Kesehatan menyayangkan adanya laporan bahwa salah satu poin di Perda tersebut terkait tanggung jawab pemerintah dihilangkan setelah Perda mendapat penomoran.
"Sekarang tinggal tujuh poin, poin tanggung jawab pemerintah hilang," ungkapnya.
Arnita menggaris bawahi bagaimana masih abainya pemprov terhadap kerumunan di tempat-tempat hiburan seperti cafe atau mall.
"Klaster cafe, klaster mall bagaimana? Sekarang ini semua mall penuh. Sebelum tanggal enam semua orang ke mall, dari daerah ke Pekanbaru. Ada klaster tarawih, klaster idul Fitri, saya tidak dengar ada klaster mall atau cafe," jelasnya.