RIAUONLINE, PEKANBARU - Anggota Komisi IV DPRD Riau, Kelmi Amri menyoroti banyaknya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun 2020 disaat Infrastruktur jalan membutuhkan perbaikan.
Ia menyebut Dinas PU yang bertanggung jawab atas perbaikan jalan kekurangan anggaran sementara ratusan miliar dana APBD tidak digunakan dan menjadi SILPA.
"Tentu ini Harus menjadi perhatian pak gubernur, kita sedih, Silpa Kita 2020 Ratusan Miliar. Sedangkan PU Kesulitan Anggaran. Masa Disaat PU Butuh Uang Ratusan Miliar Menggenjot Infrastruktur APBD kita Silpanya Ratusan Miliar-kan aneh," ungkap Kelmi, Jumat, 18 April 2021.
Ia menyebut keadaan jalan provinsi Riau cukup memprihatinkan dan membutuhkan perbaikan signifikan sehingga tidak semakin parah.
"Hampir sepanjang ruas jalan (provinsi) hancur dan lobang mengaga semakin dalam. Kita dorong pemprov lebih gesit-lah merespon ruas jalan provinsi yang semakin parah dan banyak dkeluhkan warga," ucap politisi Demokrat ini.
Ia menyebut beberapa ruas jalan yang menuju Pekanbaru sebagai ibu kota provinsi bahkan dalam kondisi sangat parah hingga terancam putus.
"Khusus ruas Jalan Pekanbaru-Tapung Ini Mengerikan kondisinya. Kalau-lah tidak segera ditangani Akan putus Pastinya," ucapnya.
Jalan penghubung antar Kabupaten pun kondisinya sama dan cenderung tidak ada progres perbaikan.
"Belum lagi Ruas Jalan Mahato-Menggal, tahun 2020 tidak ada progres sama sekali. 2021 Hanya di anggarkan 7 M saja. Termasuk Ruas Jalan Kuansing-Inhil dan Lainnya," tambahnya lagi.
Terkait target kemantapan jalan yang disebut gubernur Riau sudah meningkat ia mengakui ada perbaikan namun masih jauh dari harapan.
"Bila diukur dari Target Kemantapan Jalan Boleh lah Dari target 62 persen Jadi 63 persen. Tapi masih jauh dibawah Standar Nasional atau provinsi Tetangga Soal Kemantapan Jalan Kita," ujarnya.
Jika tidak ada perbaikan Kelmi justru khawatir angka tersebut akan merosot dan semakin parah.
"Kondisi 63% ini juga gak bisa lama bertahan bila kita lihat kondisi ruas jalan provinsi yang semakin hancur dan Semakin tak layak maka di 2021 ini Bisa saja dibawah 60% Bila tak segera di tangani dengan cepat," tutupnya.