Tabungan Rp1,2 Miliar Tersisa Rp9,7 Juta, Ternyata Digasak Pegawai Bank

bobol-dana.jpg
(RAHMADI/ RIAUONLINE)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau menangkap dua oknum pegawai Bank Riau Kepri cabang Rokan Hulu karena menggelapkan dana nasabah mencapai Rp 1,3 miliar.

Kejadian berawal ketika korban atas nama Hothasari Nasution mendatangi sebuah bank plat merah milik Pemerintah Daerah untuk lakukan cetak buku tabungan milik orang tuanya atas nama Rosmaniar.

Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto mengatakan, korban terkejut karena saldo yang awalnya Rp 1,23 miliar hanya tersisa Rp 9,7 juta.

“Korban terkejut dengan adanya transaksi penarikan dan tersisa Rp 9,7 juta, padahal tabungan itu tidak pernah dilakukan penarikan, untuk tabungan masa depan orangtua korban,” ucap Kabid Humas, Selasa, 30 Maret 2021.

Kombes Sunarto menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata tidak hanya satu korban yang kehilangan tabungannya.


“Hal tersebut juga dialami oleh dua nasabah lainnya atas nama Hothasari dan Hasimah, yang kehilangan uang di tabungan miliknya,” ucapnya.

Kemudian penyidik melakukan penelusuran dan didapati dua orang selaku Teller Bank inisial NH dan Head Teller Bank inisial AS telah melakukan pencurian uang nasabah.

“Para nasabah mengalami kerugian total Rp 1,39 miliar. Rosmaniar Rp 1,2 miliar, Hothasari Rp 133 juta dan Hasimah Rp 41 juta,” jelas Sunarto.

Dari pengungkapan kasus pencurian uang nasabah tersebut, didapati barang bukti beruapa, 135 lembar slip transalsi asli nasabah atas nama Rosmaniar, 84 slip transaksi nasabah atas nama Hothasari, dan 9 lembar slip transaksi atas nama Hasimah.

“Tersangka NH selaku teller menirukan tanda tangan nasabah dalam slip penarikan sehingga dapat menarik uang nasabah. Sedangkan peran AS yakni memberikan User Id beserta password sehingga NH dapat lakukan penarikan uang,” kata Kombes Sunarto.

Kedua pelaku dijerat pasal 49 ayat 1 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan dengan ancaman hukuman maskinal 15 tahun penjara dan denda Rp 200 miliar.