Fitra Riau Beberkan Kecurangan Rumah Sakit Terhadap Pasien BPJS

Talk-Show-Suara-Mahasiswa.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/HASBULLAH TANJUNG)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Peneliti Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Provinsi Riau, Tarmizi membeberkan beberapa laporan yang ia terima dari masyarakat terkait pelayanan BPJS.

Hal tersebut disampaikan Tarmizi di acara talkshow 'Suara Mahasiswa' yang digelar oleh BEM UR bekerjasama dengan RIAUONLINE dan radio Bharabas 97,5 FM, Sabtu, 7 Desember 2019.

Tarmizi mengatakan, dirinya bersama Forum Marwah setidaknya menemukan beberapa laporan yang datang dari masyarakat seputar pelayanan BPJS.

Salah satunya, masih adanya oknum yang memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat tentang BPJS, banyak masyarakat yang mengeluhkan pembayaran tambahan meski sudah memperlihatkan kartu BPJS.

"Ada modus-modus seperti pembelian obat, permainan di rumah sakit tentang kamar inap yang diminta bayar lebih," ujar Tarmizi.

Dicontohkan Tarmizi, salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru pernah melakukan itu. Di mana, RS tersebut menawarkan dokter lain dengan beban penambahan biaya Rp4 juta.



"Yang masuk di sana orang dari kabupaten, begitu sampai ada semacam administrasi, kalau mau dengan dokter ini perlu penambahan biaya. Dibayarlah Rp4 jutaan lebih," tuturnya.

Lalu, pasien mencoba melapor ke forum Marwah bentukan beberapa instansi, Fitra kemudian bertanya kepada RS kenapa dipungut biaya ke pasien tersebut.

"Ternyata satu Minggu kemudian rumah sakit kembalikan uang dengan perjanjian agar pasien tidak mengekspos, artinya ada kecurangan yang nyata," pungkasnya.

Selain itu, diskriminasi masih terjadi di beberapa RS terhadap peserta BPJS, karena RS mengutamakan pasien umum atau asuransi lainnya.

"Ini dialami keluarga saya sendiri, kita mau minta obat, rumah sakit bilang dia mengatakan "bapak gratis kan? Harap sabar". Perkataan itu sangat menyakitkan," ulasnya.

Sementara itu, Kabid Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Yohanes, mengatakan kecurangan tidak hanya dilakukan oleh rumah sakit saja namun juga oleh masyarakat itu sendiri.

"Kadang ada yang pakai BPJS tetangga. Bisa saja, karena kan di kartu itu tidak ada foto. Saya udah paham semua soal kecurangan ini, karena saya hari-hari saya di sana," katanya.

Untuk itu, ia menghimbau agar semua pihak saling mengawasi sehingga setiap kecurangan-kecurangan yang merugikan bisa diantisipasi.