RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Restorasi Gambut (BRG) memiliki alat canggih yang mereka namakan dengan pemantau Tinggi Muka Air (TMA) atau yang dikenal dengan Sistem Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA).
Kepala BRG, Nazir Foead menjelaskan bahwa alat yang sudah terpasang di tujuh Provinsi termasuk Riau ini secara Real-Time dapat memberikan gambaran bagaimana kondisi terkini tinggi muka air, mengetahui efektivitas pemasangan sekat kanal sampai mengetahui intervensi tata kelola air yang ada di lahan gambut.
"Bisa kita lihat bahwa kalau yang muncul warna merah artinya bahaya. Karena tinggi muka air kurang dari - 0,4 meter. Kalau kuning menandakan siaga. Sedangkan hijau, tinggi muka airnya diatas 0 meter yang artinya aman," sebutnya, Sabtu, 23 Februari 2019.
Dari sebaran tujuh provinsi, tambahnya Riau memiliki alat terbanyak dengan jumlah 47 unit disusul Kalimantan Tengah dengan 42 unit dan beberapa wilayah lainnya seperti Kalimantan Barat, Jambi hingga Papua.
Secara sistematis, alat yang sudah dipasang sejak tahun 2018 ini bekerja dengan alur membaca curah hujan, kelembaban tanah dan tinggi muka air. Kemudian diolah menggunakan data collection dan management, spatial analysist dan user interface dev hingga server storage, webbased app, spatial analysis app hingga langsung bisa disaksikan dengan kondisi seperti apa yang terjadi di wilayah yang telah terpasang alat tersebut.
Untuk melihat kondisi terkini, kita hanya perlu mengunjungi laman di http://sipalaga.brg.go.id melalui mobile phone maupun dekstop dimana saat ini, Sabtu, 23 Februari 2019, pukul 06.52.10 AM alat menunjukkan kondisi bahaya hingga waspada dengan tinggi muka air kurang dari - 0,4 meter.