(istimewa)
RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN-Dua Kecamatan di Kabupaten Kuansing masing-masing Kecamatan Pangean dan Kecamatan Cerenti menjadi Lokasi fokus (Lokus) penanganan stunting pada tahun 2022.
"Tahun ini (2022,red) kita (Kuansing,red) masuk lokus stunting. Ada dua kecamatan yang menjadi lokus yakni Pangean dan Cerenti," ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kuansing, Muradi kepada RIAUONLINE.CO.ID Minggu lalu.
Menurut Muradi, Kuansing sebenarnya bukan menjadi daerah yang memiliki angka stunting, akan tetapi ada keluarga yang beresiko stunting. Kasus stunting ini bisa muncul kapanpun disebabkan kekurangan asupan gizi bagi keluarga terutama ibu hamil, ibu siap melahirkan dan menyusui.
Untuk mengantisipasi resiko tersebut lanjut Muradi pihaknya telah melakukan penguatan terhadap Bina Keluarga Balita (BKB) dan melakukan pembentukan tim pendamping keluarga (TPK).
Kuansing katanya juga telah melakukan pembentukan terhadap tim percepatan stunting (TPPS) mulai tingkat desa, Kecamatan hingga Kabupaten. "Untuk pembinaan kita juga sudah bentuk TPK," katanya.
TPK sendiri kata Muradi terdiri mulai dari Bidan, Kader PKK, BKB dan kader Posyandu. Nanti mereka ini yang melakukan penyuluhan kepada masyarakat pentingnya pemenuhan gizi bagi keluarga terutama melakukan pelayanan kepada ibu hamil, ibu siap melahirkan hingga ibu menyusui.
TPK sendiri memiliki tugas melakukan pembinaan terhadap calon pengantin. "Ketika ada calon pengantin yang daftar ke Kemenag, maka akan langsung dilakukan pembinaan oleh TPK," kata Muradi.
Baca Juga
Pihaknya juga melakukan MoU dengan pihak Kemenag. Sehingga dari awal pemerintah sudah hadir untuk melakukan pencegahan terhadap stunting. "Sasaran pertama itu kepada calon pengantin," katanya.
Muradi mengatakan, stunting sendiri sering disebabkan karena kondisi ekonomi terutama kurangnya asupan gizi. "Maka dari awal kita kawal, dan kita harapkan semua pihak ikut berperan," katanya.
