RIAU ONLINE - Joany, anjing K-9 ras jagdterrier, berhasil mengungkap keberadaan narkotika jenis methamphetamine atau sabu-sabu seberat 106 kg. Ratusan kilogram sabu tersebut disamarkan dalam 106 bungkus teh Tiongkok di dalam area tangka BBM.
Anjing jantan kecil yang kini bertugas di Unit K09 KPU Bea Cukai Batam itu memiliki kemampuan mengendus narkotika dengan baik, terbukti dari kegiatan operasi gabungan patroli laut yang dilaksanakan Direktorat Interdiksi Narkotika, Bea Cukai, dan Unit K-9 Bea Cukai Batam, Kanwil Khusus Bea Cukai Kepulauan Riau, Pangkalan Sarana Operasi (PSO) Bea Cukai Batam, PSO Bea Cukai Tanjung Balai Karimun, bersama BNN RI dan BNN Provinsi Kepulauan Riau.
Pawang Joany, Frit Alexander atau akrab disapa Xander, mengungkap bahwa Tim K-9 mendapat informasi dan perintah untuk mengikuti patroli laut dalam rangkap pencarian kapal target.
Sabtu, 13 Juli 2024, pagi, Xander tengah bermain dengan Joany diminta siaga untuk mengikuti sea patrol dog, karena Tim Penindakan Bea Cukai Batam mendapatkan informasi dari BNN RI terkait penyelundupan narkotika dengan sarana pengangkut berupa kapal tipe landing craft transport (LCT).
Sea patrol dog adalah program spesialisasi unggulan Unit K-9 Bea Cukai sebagai WCO RDTC A-P (Word Customs Organization Regional Dog Training Center Asia Pasific), maksud dan tujuan program sea patrol dog adalah untuk membentuk anjing pelacak (K-9) yang siap ikut patroli laut dalam upaya pemberantasan penyelundupan narkotika yang masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui jalur perairan.
Dalam program sea patrol dog, Tim K-9 dikomandoi oleh Brian Rinaldi dengan mengajak tiga anggota, yaitu Parosi Situmorang, Xander selaku pawang K-9 (Joany), dan Dirgahayu Karo Sekali atau Dirga selaku pawang K-9 (Ramber).
“Saya bersama Tim K-9 siaga untuk menunggu arahan lebih lanjut mengenai patroli laut,” ujar Brian, dikutip dari kumparan, Kamis, 18 Juli 2024.
Saat tengah hari, tim gabungan mendapat informasi terkait kapal LCT bernama "Legend Aquarius" yang dicurigai membawa narkotika di perairan Pongkar, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.
Menjelang tengah malam, tim gabungan termasuk Tim K-9 Bea Cukai Batam bertemu kapal target. Kapal itu kemudian digiring ke Pelabuhan Sikupang Makmur Abadi Batam, untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Tim gabungan lantas melakukan penyisiran dan pelacakan di seluruh area kapal. Anjing K-9, Joany dan Ramber yang bertugas kemudian memberikan respons saat mengendus keberadaan narkotika. Joany menujukkan atensi pada area pintu tangki BBM.
“Xander melaporkan bahwa K-9 Joany menunjukkan atensi pada salah satu tangki minyak,” ujar Brian selaku Ketua Tim K-9.
Ketika diperiksa, tim gabungan menemukan 106 bungkus sabu-sabu dengan berat total sekitar 106 kg yang dikemas sebagai teh Tiongkok dan disembunyikan pada kompartemen palsu di tangki bahan bakar.
Narkotika asal Malaysia tersebut diselundupkan tiga Warga Negara Asing (WNA) asal India, RM, SD, dan GV, ke Indonesia, dengan modus false compartment di tangki bahan bakar kapal.
Bea Cukai Batam yang berhasil mengungkap sabu-sabu 106 bungkus teh Tiongkok berkat anjing pengendus bernama Joany. (Dok. Bea Cukai via kumparan)
Direktur Interdiksi Narkotika, R. Syarif Hidayat, mengungkapkan bahwa Tim K-9 Bea Cukai Batam dengan anjing pelacak (K-9) Joany dan Ramber telah mampu melaksanakan program sea patrol dog dengan baik terbukti kedua K-9 tersebut mampu menunjukkan performa pelacakan kapal di perairan yang baik dan mampu menunjukkan atensi pada lokasi di mana narkotika tersebut disembunyikan di dalam kapal.
Joany dan Ramber mendapatkan spesialisasi sea patrol dog setelah mengikuti program penelitian dan pengembangan pelatihan anjing pelacak sea patrol dog pada tahun 2023.
Program penelitian dan pengembangan tersebut bertujuan untuk menciptakan kemampuan baru yaitu anjing pelacak yang mampu hidup di atas kapal selama beberapa hari dan mampu melakukan pelacakan ketika mengintersep kapal target di tengah perairan.
Joany dan Ramber dipilih dalam program penelitian dan pengembangan tersebut karena mempunyai karakter yang andal serta memiliki ukuran badan yang kecil sehingga akan memudahkan dalam perpindahan antarkapal.
“Kinerja Joany dan Ramber dalam sea patrol dog menunjukkan hasil memuaskan. Walau demikian, kami berharap dapat meningkatkan kinerja anjing pelacak dalam mendeteksi narkotika melalui berbagai inisiatif dan program,” ujar Syarif.
Syarif menjelaskan terdapat beberapa inisiatif dan program yang dicanangkan dan sedang dijalankan, seperti optimasi peran anjing pelacak dalam mendeteksi narkotika dalam program “Container Examination Dog”, pelatihan mendeteksi narkotika pada tubuh manusia, jalin kemitraan personal manusia-animals untuk pawang dan anjingnya, serta pengembangan fasilitas kesehatan dan sarana latihan untuk anjing pelacak.
“Turut sertanya Tim K-9 Bea Cukai Batam dalam tim gabungan merupakan komitmen kami dalam melindungi masyarakat dari bahaya peredaran narkotika dan sejalan dengan tugas dan fungsi Bea Cukai sebagai community protector,” pungkas Syarif.