Faisal Basri Sebut Rencana Prabowo Tambah Rasio Utang Arogan

Ilustrasi-utang2.jpg
(Liputan6.com/Trieyasni)

RIAU ONLINE - Rencana penambahan rasio utang negara terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 50 persen oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto mendapat kritik keras dari Ekonom Faisal Basri.

Dikutip dari Suara.com, Kamis, 11 Juli 2024, Faisal menjelaskan bahwa wacana penambahan rasio utang ini akan memperbesar defisit serta goyahnya stabilitas keuangan negara.

"Kalau dipaksakan, ya siap-siap saja makro stability-nya goyang. Ongkosnya mahal," kata Faisal Basri.

Faisal bahkan menyebut Prabowo arogan, lantaran melakukan berbagai cara untuk mewujudkan janji kampanyenya berupa program “Makan Bergizi Gratis” ini.



"Artinya arogan sekali generasi sekarang, ingin mewujudkan keinginan mereka sekarang, tapi yang membiayai melalui utang," ujar Faisal.

Faisal Basri tidak yakin target Prabowo meningkatkan rasio pajak (tax ratio) hingga 23% dari PDB akan terealisasi. Hal itu dinilai sulit tercapai, melihat rasio perpajakan Indonesia yang masih berada di level 10,21% pada 2023. 

"Mana ada sih di dunia (tax ratio) yang naik dua kali lipat lebih? Nggak ada. Artinya yang akan dinaikkan apa? PPN biasanya yang dinaikkan, kan (rencana tahun 2025) akan jadi 12% dan efeknya ke rakyat," imbuhnya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto disebut akan menaikkan rasio utang RI terhadap PDB menjadi 50 persen dan menaikkan pendapatan negara melalui pajak, cukai, royalti, dari pertambangan dan bea masuk untuk mewujudkan program “Makan Bergizi Gratis”.