RIAU ONLINE - Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap percakapan antara Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan staf ahlinya Imam Mujahidin melalui pesan WhatsApp, dalam persidangan. Isi percakapan itu membahas risihnya Presiden Jokowi hingga menyinggung 'dinasti Makassar'.
Hal ini diungkap jaksa saat pemeriksaan SYL selaku saksi mahkota di Pengadilan Tipikir Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
"Di sini tertulis: ‘Presiden sudah risih dengan kebijakan Pak Menteri yang tidak nasionalis, semua dari dinasti Makassar, Direktur Pupuk dari STPDN [Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri], makanya setiap Presiden ke daerah selalu berhadapan dengan masalah pupuk’,” jaksa membacakan pesan tersebut.
“Benar ini ada Pak, ini udah Pak Imam mengirimkan kepada Saudara, Pak SYL, apa yang dimaksud dengan laporan Pak Imam saat itu?” tanya jaksa memperjelas, dikutip dari kumparan, Selasa, 25 Juni 2024.
“Jadi Saudara minta pendapat Pak Imam, ya?” tanya jaksa lagi.
“Kurang lebih seperti, itu,” timpal SYL.
SYL menyebut M. Hatta sebagai Direktur Pupuk yang dimaksud. M. Hatta merupakan mantan ASN Pemprov Sulsel yang kemudian ikut pindah ke Kementan saat SYL menjabat Menteri Pertanian.
Hatta kini turut duduk sebagai terdakwa. Ia diduga menjadi orang kepercayaan SYL untuk mengumpulkan uang pungli dari para pejabat Kementan.