RIAU ONLINE, JAKARTA-Ketua RW 9, Tanah Merah, Rawabadak Selatan, Abdul Syakur, meminta agar tidak mempolitisasi musibah kebakaran Depo Pertamina Plumpang, yang terjadi pada Jumat (3/3) lalu.
Pernyataan itu disampaikannya merespons pernyataan banyak pihak yang menanyakan soal kepemilikan lahan warga yang terdampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Diketahui, salah satu pemukiman warga yang terdampak, yakni RT 12, RW 9, yang terletak menempel pada pagar pembatas Depo Pertamina.
"Saya meminta agar musibah kami jangan dipolitisisasi itu. Ini murni kesalahan pertamina karena ledakan dari pipa yang bocor atau apa pun itu namanya," kata Syakur, di lokasi, Selasa (7/3/2023).
Terpenting saat ini, menurut Syakur, yakni fokus dalam penanganan para korban jiwa maupun luka. Serta korban terdampak yang rumahnya habis terbakar.
"Kami memohon agar fokus ke penanganan korban dulu. Saya mengajak untuk berempati dulu, karena yang hilang nyawa ini warga kami, ini manusia juga, warga indonesia juga yang kehilangan atas tragedi ini," ucapnya.
Kemudian, Abdul pun memastikan jika warga Tanah Merah tak mau direlokasi. Menurutnya,
"Opsi yang kami pilih adalah Pertamina yang direlokasi. (Warga) tidak bersedia (direlokasi)," ucapnya.
Sebelumnya diketahui, kebakaran hebat melanda pemukiman warga yang terletak di samping Depo Pertamina Plumpang. Kebakaran tersebut juga disertai ledakan hebat saat api sedang berkobar.
Buntut musibah ini, berdasarkan data dari Koramil 01 Koja, hingga saat ini, ada 18 orang dinyatakan meninggal dunia. Dalam data tersebut, 17 di antaranya merupakan jenazah, sementara 1 merupakan bagian tubuh atau body part.
Dari belasan orang yang dinyatakan meninggal dunia, lima di antaranya telah teridentifikasi dikutip dari suara.com
Ketiga korban teridentifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan tim DVI di RS Polri, sementara 2 lainnya teridentifikasi oleh RSPP. Berikut nama korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang telah teridentifikasi:
Fahrul Hidayatullah;
Muhammad Bukhori;
Iriana;
Siti Aminah;
Adriansyah