Fakta di Balik Erupsi Gunung Marapi Sumbar di Awal Tahun 2023

Gunung-Marapi-Erupsi.jpg
(kumparan)

RIAU ONLINE, SUMBAR - Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami erupsi pada Sabtu, 7 Januari 2023, pukul 6.11 WIB. Saat itu sejumlah pendaki masih berkemah kendati telah ada imbauan untuk tidak mencapai puncak gunung.

Dilansir dari Suara.com, ada sejumlah fakta di balik erupsi Gunung Marapi tersebut.

Gunung paling aktif di Sumatera

Di Pulau Sumatera, Gunung Marapi dikenal sebagai yang paling aktif. Selain Gunung Marapi, ada pula gunung Dempo, Gunung Kerinci, Sinabung, Kaba, Peuet Sagoe, dan Tandika, yang juga masih aktif di Sumatera.

Meletus berkali-kali

Sejak abad 18 akhir, Gunung Marapi telah berkali-kali mengalami letusan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa Gunung Marapi meletus pada 1807-1822, 1855, dan yang terakhir meletus pada 2017.

Beristirahat 5 Tahun



Sejak terakhir kali meletus pada 4 Juni 2017, Gunung Marapi tak lagi mengalami erupsi. Saat itu ketinggian asap akibat letusan mencapai 700 meter. Setelah 5 tahun berlalu, Gunung Marapi kembali mengalami erupsi.

60 Orang Korban Jiwa

Pada 30 April 1979, menjadi letusan Gunung Marapi yang paling mencekam. Letusan itu menimbulkan kerusakan bahkan di lima daerah setempat. Selain itu, dilaporkan juga letusan tersebut memakan korban jiwa sebanyak 60 orang dan 19 orang relawan terperangkap tanah longsor.

Sejak 2011 Berstatus Waspada

Aktivitas vulkanik Marapi Sumbar sejak Januari 2022 memang cenderung fluktuatif. Bahkan, sejak Agustus tahun 2011 gunung api tersebut tersebut berstatus waspada atau level II.

Beberapa hari lalu, gunung api ini kembali mengalami erupsi. Namun meski begitu, tingkat aktivitas gunung api masih berada pada level II.

Dengan status waspada tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan masyarakat setempat. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan tersebut yakni;