RIAUONLINE - Seorang pemuda di Madiun, Jawa Timur, dikabarkan ditangkap oleh Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri. Pemuda berinisial MAH (21) itu diduga sebagai sosok hacker Bjorka.
Namun, Kabagpenum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Nurul Azizah saat dikonfirmasi mengatakan belum menerima informasi terkait penangkapan itu.
"Belum terinformasi," ucap Nurul kepada wartawan, mengutip Suara.com, Kamis, 15 September 2022.
Berdasarkan informasi, MAH yang ditangkap pada Rabu, 14 September 2022, sekitar pukul 18.30 WIB dibawa ke Polres untuk diperiksa secara intensif.
Hacker Bjorka mulai terekspos publik usai dirinya mengunggah sebuah kumpulan data berupa pendaftaran kartu SIM telepon Indonesia melalui situs Breach Forum pada 6 September 2022. Bjorka kemudian menjualnya dengan harga fantastis.
Bersamaan dengan itu, Bjorka kembali melakukan pembobolan yang kali ini berupa data penduduk teregistrasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tak tanggung-tanggung, 150 juta data penduduk berhasil digaet Bjorka.
Data tersebut mencakup Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Keluarga (KK), nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, usia, alamat, hingga status disabilitas. Bjorka membanderol data tersebut seharga 5.000 Dolar AS atau Rp 74,6 juta.
Kegaduhan kembali diciptakan Bjorka setelah mengklaim dirinya membobol data kepresidenan. Sosok peretas itu mengunggah dokumen yang diduga milik pihak kepresidenan ke sutus Breach Forums beberapa waktu lalu.
Bjorka bahkan sempat 'kucing-kucingan' dengan pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Ia juga melayangkan sindiran keras setelah mendapat respon dari kementerian.
Puncaknya, Bjorka pun mengirim 'kado ulang tahun' kepada Menteri Kominfo, Johnny Gerard Plate. Ia diduga meretas data pribadi sang menteri.
Hingga pada akhirnya, pemerintah membentuk tim khusus menyusul adanya serangan siber yang dilancarkan Bjorka. Meski serangan sang hacker diklaim tidak berbahaya.
Menteri Koodinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD berdalih, tima khusus dibentuk demi melindungi data rahasia milik negara.
"Ya untuk melindungi data yang sifatnya rahasia negara. Mumpung sekarang belum ada yang bisa dibobol," kata Mahfud MD, Rabu, 14 September 2022.
Menurut Mahfud, data yang dibocorkan Bjorka sejauh ini bukan rahasia negara. Mahfud menganggap data-data itu bisa diperoleh dari mana saja.
Misalnya, data pribadinya yang turut menjadi sasaran Bjorka untuk disebarluaskan. Data pribadinya, kata Mahfud, sudah tertera di banyak akun media sosial.
"Di Youtube ada, di Google ada, di buku-buku saya juga ada," katanya.
Adanya tim khusus itu, kata Mahfud, lebih untuk mematangkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi yang sudah disetujui oleh DPR RI dan akan segera disahkan menjadi undang-undang.
"Sebenarnya lebih untuk menyongsong UU Perlindungan Data Pribadi yang sudah disetujui di tingkat I DPR dan sekarang tinggal ketuk palu. Selama ini RUU tersebut masih dibahas di DPR," imbuhnya.