RIAUONLINE - Tanda tanya masih menyelimuti kasus pembunuhan berencana Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat. Satu diantaranya dan disebut cukup krusial dalam kasus ini adalah pertanyaan apa benar sudah terjadi kekerasan seksual terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi yang dilakukan Brigadir J?
Hanya sedikit pihak yang mengetahui kebenaran yang terjadi di rumah Magelang, yang disebut sebagai lokasi terjadinya pelecehan. Sebagian menyebut terjadi pada 4 Juli 2022, namun ada pula yang menyebut terjadinya pada 7 Juli 2022.
Namun di balik itu semua, tersebut nama Susi, Asisten Rumah Tangga (ART) Sambo dan Putri. Susi diklaim mengetahui tentang kekerasan seksual tersebut.
Nama Susi mencuat ke publik dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III dengan DPR RI pada Agustus lalu. Ketika itu, anggota Komisi III Fraksi PAN, Syarifuddin Sudding, mengungkap sejumlah kronologi peristiwa di Magelang yang menjadi memicu skenario penembakan Yosua alias Brigadir J yang didalangi Ferdy Sambo.
Pada 2 Juli 2022, Yosua, Richard, Ricky, Kuat, dan Susi, berangkat ke Magelang. Mereka hendak melihat anak laki-laki Sambo dan Putri yang bersekolah di sana.
Lalu pada 7 Juli, sebagaimana diceritakan, saat Yosua melakukan dugaan pelecehan terhadap Putri. Pengurus rumah tangga Sambo, Kuat Ma'ruf, melihat Yosua berusaha mengendap-endap masuk ke kamar Putri di lantai 2 rumah Magelang. Ia lantas menegur, Yosua kemudian lari.
"Kejadian pemicu selanjutnya terjadi. Yakni Kuat melihat Brigadir J berusaha mengendap-endap masuk ke kamar Putri di rumah Magelang," tutur Sudding, mengutip Kumparan, Senin, 5 Agustus 2022.
Putri menangis. Susi menanyakan tentang apa yang terjadi kepada Kuat. Kuat pun menyarankan Putri untuk melaporkan peristiwa itu kepada Sambo.
Semua yang terjadi pada Putri di Magelang, juga sudah diceritakan oleh Susi kepada penyidik Timsus saat diperiksa.
Saat rekonstruksi peristiwa pembunuhan Yosua pada 30 Agustus 2022, nama Susi kembali muncul. Diceritakan dalam adegan rekonstruksi proses keberangkatan Putri dan rombongan dari Magelang kembali ke Jakarta.
Putri ketika itu bersama Brigadir Yosua, Bharada Richard Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, dan Susi.
Di mobil pertama yang disopiri Kuat Ma'ruf, Putri duduk di kabin tengah bersama Susi. Sedangkan, Richard duduk di depan, sebelah kiri Kuat. Senjata yang dibawa diletakkan di bawah kursi.
Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Ferdy Sambo, nama Susi kembali disebut. Pada BAP dituliskan bahwa Putri menceritakan peristiwa dugaan pelecehan seksual di Magelang.
"Istri saya menceritakan peristiwa di Magelang bahwa saat istri saya istirahat, Brigadir Yosua masuk ke kamar, membuka paksa kunci kamar dan melakukan pelecehan dan pemerkosaan," kata Ferdy Sambo dalam BAP tersebut.
"Istri saya melawan dan Brigadir Yosua membanting istri saya sampai lantai kamar. Dan kemudian istri saya tergeletak di pintu kamar mandi dan minta tolong kepada Sdri Susi dan Sdr Kuat," kata Sambo.
"Mereka yang menyaksikan istri saya tergeletak di depan kamar mandi," ujar Sambo.
Susi memang hanya berstatus sebatas saksi. Dari semua rombongan Putri dari Magelang ke Jakarta, hanya Susi yang tidak ditetapkan sebagai tersangka.
Tapi, Komnas HAM sempat memeriksa Susi terkait pembunuhan Yosua. Saat itu, sosoknya tak begitu disorot. Isi keterangannya juga tak pernah diungkap.
Kini, keberadaan Susi juga tak belum diketahui. Apakah masih bekerja di rumah Sambo bersama Putri, atau tidak?
Padahal, keterangan Susi tampaknya cukup penting untuk membuktikan benar atau tidaknya telah terjadi kekerasan seksual terhadap Putri di Magelang.