RIAU ONLINE, JAKARTA-Mobil van Ford Transit memiliki caranya sendiri dalam menghadapi sumber energi fosil yang terus menipis. Mobil penumpang komersial bermesin diesel ini mampu mengkonsumsi Hydrotreated Vegetable Oils (VHO) atau dikenal dengan minyak jelantah bekas memasak.
Minyak goreng bekas yang sering kali menjadi limbah ini dapat digunakan kembali untuk bahan bakar Ford Transit.
Tidak hanya itu, hasil emisi dari penggunaan minyak goreng bekas pada Ford Transit juga 90 persen lebih sedikit menghasilkan gas rumah kaca. Selain itu kandungan Nitrogen Oxide (Nox) juga lebih sedikit karena tidak ada kandungan sulfur dan oksigen dalam minyak goreng bekas.
Untuk kelebihannya, minyak goreng mengandung lemak hewan yang dapat membuat mesin diesel lebih cepat panas dan mudah dinyalakan dalam suhu rendah. Untuk ketersediaan minyak goreng bekasnya sendiri di Eropa sudah ada perusahaan yang menampung minyak bekas gorengan ini dari restoran atau hotel.
Setelah diolah HVO tersedia di stasiun pengisian bahan bakar. Beberapa perusahaan transportasi di Eropa pun telah menggunakan bahan bakar ini. Di Indonesia bisa disebut biodiesel langsung dari lemak nabati dan lemak hewani sedangkan di Eropa memanfaatkan minyak goreng jelantah yang diolah kembali.
Dikarenakan ketersediaan HVO masih terbatas, mobil ini tetap masih bisa menggunakan solar biasa. HVO dan solar pun dinyatakan aman dicampur dalam tangki bahan bakar Ford Transit ini. Ford juga mengatakan bahwa penggunaan HVO ini sudah diuji menggunakan Transit 2.0 EcoBlue dan tidak membutuhkan modifikasi apa pun lagi.
Artikel ini sudah terbit di Detik.oto