RIAU ONLINE - Perpolitikan nasional digegerkan dengan kabar kembalinya Basuki Tjahaja Purnama ke ranah politik. Bahkan, pria yang kerap disapa Ahok itu rencananya akan pindah ke PDIP. Dengan berpindah partai, perjalanan politik Ahok semakin panjang.
Ahok bakal bergabung dengan PDIP disampaikan oleh sahabatnya yang pernah mendampinginya memimpin DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. Kabar mengejutkan ini lantas menjadi kontroversi.
"Bapak-bapak sekalian, di Jakarta masih banyak Ahokers, betul enggak? (Betul) saya ketemu sama Pak Ahok, dia bilang, 'Mas, tolong pendukung-pendukung kita itu, kalau bisa jangan golput. Kalau bisa pilih Pak Jokowi. Di samping itu, dia harusnya memilih PDI Perjuangan'," kata Djarot, menirukan pesan Ahok saat konsolidasi PDIP di kantor DPC PDIP Sleman, Yogyakarta, seperti dilansir dari detikcom, Kamis, 28 November 2018.
Djarot mengungkapkan Ahok kagum dengan keberanian PDIP terdepan kala ada yang melawan Pancasila dan membela saat Ahok dalam posisi sulit.
"Ketika dia dihajar seperti itu di Jakarta, saya juga dihajar seperti itu, yang paling berani membela, menunjukkan sikapnya adalah kader-kader PDI Perjuangan, utamanya wabilkhusus dari Daerah Istimewa Yogyakarta datang juga ke Jakarta," begitu cerita eks Wagub DKI Jakarta itu.
Jika Ahok jadi bergabung dengan PDIP, maka ini jadi partai keempatnya. Sementara saat ini, Ahok masih menjalani masa tahanan selama 2 tahun di Mako Brimob. Dia divonis pada 9 Mei 2017. Diperkirakan, Ahok akan bebas pada 2019.
Kasus penistaan agama itu menghentikan sementara perjalanan politik Ahok yang berawal dari Belitung Timur pada tahun 2004 silam. Ketika itu, Ahok bergabung dengan Perhimpunan Indonesia Baru (PIB), menjabat Ketua DPC Partai PIB. Dengan kendaraan PID, ia mencalonkan diri sebagai calon anggota legislaatif dan terpilih menjadi DPRD Belitung Timur periode 2004-2009.
Tak lama duduk di DPRD Belitung Timur, pada 2005 Ahok maju Pilkada Belitung Timur berduet dengan Effendi dan terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Belitung Timur. Belum selesai masa baktinya, pada 2007 Ahok mengundurkan diri dan maju dalam Pilgub Bangka Belitung, namun kali ini ia gagal.
Gagal di Pilgub Bangka Belitung, Ahok kembali manju sebagai caleg dan terpilih jadi anggota DPR RI pada tahun 2009, kali ini ia berkendaraan Partai Golkar. Ia pun duduk di Komisi II DPR, sampai kemudian mengundurkan diri menjelang Pilgub DKI 2012.
Baca Juga: Ahok Disebut-Sebut Ingin Masuk PDIP
Di tengah dinamika politik yang sangat liar, Ahok menjadi cawagub pendamping Joko Widodo (Jokowi). Namun jelang Pilgub DKI, Ahok mengundurkan diri dari Golkar dan maju diusung PDIP dan Gerindra. Hingga Jokowi-Ahok menang di Pilgub DKI.
Pada Pilpres 2014, Jokowi maju berpasangan dengan Jusuf Kalla. Karier politik Ahok kian meroket dengna menjadi Gubernur DKI Jakarta didampingi Djarot Saiful Hidayat sebagai wagub DKI. Dinamika politik, Ahok akhirnya mundur dari Gerindra.
Ahok-Djarot kemudian melanjutkan langkah politik berpasangan di Pilgub DKI 2017. Ahok-Djarot kali ini didukung oleh PDIP, Nasdem, Golkar dan Hanura. Panasnya suhu politik memuncak mendekati penghujung tahun 2016.
Sampai kemudian dalam sebuah kunjungan ke Kepulauan Seribu Ahok menyinggung tentang surat Al Maidah. Setelah itu Ahok dilaporkan atas dugaan penistaan agama. Setelah proses hukum yang sangat panjang, pada Selasa (9/5/2017) sidang vonis digelarDalam putusannya, hakim menyatakan Ahok terbukti bersalah melakukan penodaan agama karena pernyataan soal Surat Al Maidah 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
"Menyatakan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan penodaan agama," kata hakim ketua Dwiarso Budi Santiarto membacakan amar putusan dalam sidang Ahok di auditorium Kementan, Jl RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (9/5/2017).
Usai tertahan di Mako Brimob, Akankah PDIP menjadi hidup politik baru untuk Ahok?