RIAU ONLINE - Terjadi kegaduhan penyebaran pembicaraan melalui hubungan telepon antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno dengan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir yang telah diedit.
Akibatnya publik menerima informasi yang salah dan menyesatkan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ketua Umum eSPeKaPe (Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina) Binsar Effendi Hutabarat di Jakarta, Minggu 29 April 2018.
Binsar meminta Polisi mengusut tuntas pihak penyebar rekaman yang tidak utuh itu.
Dikutip dari laman Suara, Senin 30 April 2018, menurut Binsar Effendi yang juga Ketua Umum Komunitas Keluarga Besar Angkatan 1966 (KLB '66), rekaman tersebut menjadi kontroversi karena menyebut nama Pertamina dan ada juga menyebutkan nama Ari Soemarno, mantan Dirut Pertamina yang juga kakaknya Menteri BUMN Rini M Soemarno.
"Baru saja Pertamina digaduhkan dengan pemberhentian Elia Masa Manik dari jabatan Dirut Pertamina, sekarang dilibatkan lagi dengan adanya kegaduhan rekaman itu yang sebenarnya Pertamina sendiri sudah mencabut perjanjian untuk investasi di kilang gas di Bojonegara Cilegon Banten tersebut," kata Binsar.
"Meskipun rekaman itu didapat tahun lalu dan proyeknya juga tidak terealisasi, adanya sebutan Pertamina cukup mengganggu," ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Laskar Merah Putih (LMP).
Menurutnya Dirut PLN Sofyan Basir belakangan menolak untuk jadi Dirut Pertamina menggantikan Elia Masa Manik. Sementara yang memberhentikan itu adalah Menteri BUMN Rini M Soemarno melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB).
"Tentu ada yang patut dicurigai apalagi kita sedang berada di tahun politik" imbuhnya.
Demi terjaganya kewibawaan pemerintah selaku pemegang saham 100 persen di Pertamina, itu sebabnya eSPeKaPe minta Polri mengusutnya.
"Oknum penyebar rekaman tersebut menurut kami di eSPeKaPe, bisa saja ingin melemahkan kebijakan pemerintah saat merotasi direksi Pertamina, tentu kami selaku stakeholders yang berkontribusi ikut merintis, membangun dan membesarkan Pertamina sangat ingin tahu apa motivasi mereka menyebarkan rekaman tersebut", tutupnya.(2)