Laporan : HASBULLAH TANJUNG
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Rasa geram muncul tatkala mendengar informasi rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis non subsidi, Pertalite pada hari ini, Sabtu, 24 Maret 2018.
Menurut BEM Universitas Riau (UR), keputusan ini dianggap sebagai salah satu cara pemerintah membunuh rakyatnya secara perlahan, terutama yang ada di Riau.
Sebab, selain dibebankan oleh harga pertalite yang semakin naik, rakyat Riau juga dibebankan oleh besarnya pajak PBBKB yang menjadikan Riau sebagai Provinsi termahal se Indonesia dalam menjual BBM.
Presiden Mahasiswa BEM UR Rinaldi Parepare kepada RIAUONLINE.CO.ID meminta pemerintah untuk lebih hati-hati dalam membuat kebijakan.
"Membunuh rakyat jangan perlahan, kalau Pemerintah berani mari terang-terangan, kami siap lawan !!" tegasnya.
Di tengah keterpurukan ekonomi, lanjut Rinaldi, ditambah dengan masalah impor beras, garam dan impor-impor lainnya yang "membunuh" para petani, pemerintah melalui Pertamina kembali membunuh rakyat secara keseluruhan dengan kembali menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak).
"Terhitung sejak awal 2018, ini sudah kali ke-2 Pemerintah menaikkan harga BBM," tambahnya.
Rinaldi juga sangat menyayangkan adanya kenaikan harga pertalite ini, sebab saat premium semakin sulit didapat membuat masyarakat mau tidak mau harus menggunakan pertalite.
"Pertamina harus segera memenuhi janjinya menambah kuota BBM jenis Premium di Riau," tutur Rinaldi.
Selain itu, Rinaldi dan pihaknya mengancam akan melakukan aksi apabila Pertamina tidak memenuhi tuntutan tersebut.
"Kalau ini tidak disegerakan, kami akan duduki kantor Pertamina perwakilan Riau. DPRD Riau dan Pemprov Riau juga jangan lupa dengan janjinya, segera eksekusi turunnya PBBKB Riau. Kalau tidak, kami akan kepung Kantor DPRD RIAU," tutupnya. (1)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id