RIAU ONLINE, PEKANBARU - Rimba Satwa Foundation (RSF) sebagai mitra pelaksana PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Bandar Bakau Dumai melaksanakan studi banding ke Batu Bara Mangrove Park, di Desa Parupuk, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan pemahaman tentang pengelolaan kawasan mangrove yang berkelanjutan dengan mengedepankan eduwisata, restorasi dan perlindungan satwa.
Studi banding berlangsung selama empat hari, 26-30 Juli 2024 dan diikuti oleh 10 orang dari KTH Bandar Bakau, diantaranya Darwis Mohd Shaleh selaku ketua, serta tim pengelola unit badan usaha Bandar Bakau.
Kegiatan dihadiri oleh tim RSF, serta perwakilan dari PHR. Studi Banding ke Batu Bara Mangrove Park dipilih karena keberhasilan mereka dalam mengelola tempat wisata dengan konsep menyatukan alam dan modernitas. Selain itu mereka juga mengemas panorama alam dengan edukasi tentang ekosistem mangrove serta perlindungannya secara menyeluruh dengan baik.
Peserta dipandu oleh Azizi SH, ketua KTH Cinta Mangrove dengan pemaparan materi tentang strategi pengelolaan kawasan Batu Bara Mangrove, keorganisasian dan manajemen organisasi, pengelolaan sosial media dan digital marketing.
Seluruh peserta antusias dan saling berbagi pengalaman. Selain itu juga ada pemaparan materi oleh Suryanto tentang teknik pembibitan mangrove di ruangan terbatas, pengelolaan batik mangrove dan kuliner, serta pengelolaan bank sampah. Kegiataan terakhir ditutup dengan lomba pembibitan dan penanaman mangrove.
"Saya menanam tiga bibit mangrove jenis Rhizophora lamarckii, jenis ini langka di Kota Dumai. Semoga penanaman ini juga diikuti oleh masyarakat, bahwa menanam mangrove adalah membagi ruang untuk kehidupan ekosistem pesisir," jelas Darwis Mohd Shaleh.
Analyst Social Performance PHR WK Rokan Priawansyah mengatakan, program mangrove yang bekerja sama dengan RSF merupakan upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan dengan berlandaskan kemitraan multi pihak.
Ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR untuk meningkatkan kapasitas dan kebermanfaatan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi PHR.
"PHR WK Rokan memiliki komitmen dalam hal pelestarian lingkungan, dan konservasi. Seperti yang kita ketahui, hutan mangrove mampu menyimpan dan menyerap karbon lebih banyak yang berperan besar dalam pengendalian perubahan iklim, serta menjaga keseimbangan ekosistem pesisir," ujar Prea, sapaannya.
Dijelaskannya bahwa dari studi banding ini, PHR, RSF dan KTH Bandar Bakau Dumai bisa belajar banyak dan berharap kelompok masyarakat di Bandar Bakau mendapatkan ide dan gagasan baru terhadap pengembangan eduwisata yang baik sesuai dengan potensi lokal yang mereka miliki.
"Sehingga, keberlanjutan lingkungan dan ekonomi dapat berjalan beriringan," tuturnya.