Soal Banjir, Paslon Pilwako Bahas Masterplan yang Tak Kunjung Diaplikasikan

Debat-Publik-pertama-Pilwako-Pekanbaru-2.jpg
(Winda Turnip/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Moderator KPU Kota Pekanbaru memberikan pertanyaan kepada lima Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru mengenai apa langkah yang akan dilakukan untuk menangani persoalan banjir di Kota Pekanbaru.

"Wilayah terdampak banjir di Kota Pekanbaru mencapai 0,5 persen dari total wilayah Kota Pekanbaru, apa langkah yang akan dilakukan oleh Paslon jika terpilih sebagai Walikota Pekanbaru?" tanya moderator.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Paslon 01 yakni Muflihun - Ade Hartati menjawab bahwa pihaknya akan mengupayakan kembali agar Masterplan banjir dioperasikan secara maksimal. 

"Karena Paslon ini juga diusung oleh partai yang menjadi partainya presiden. Sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan dukungan APBN untuk kebutuhan anggaran," ujar Muflihun.

Selain itu, pihaknya juga berencana mendorong RT/RW untuk mengevaluasi dan mengawasi pembangunan rumah dan ruko berdasarkan Perda IMB.

Sementara itu, Paslon 02 Intsiawati Ayus - Taufik Arrakhman menjawab bahwa pihaknya sudah melakukan langkah-langkah penangan banjir sejak sebelum mencalonkan diri di Pilwako Pekanbaru. 

"Saat ini penanganan banjir sudah dikerjasamakan dengan BWSS di 9 pintu air. Tahun 2017 juga sudah ada pembangunan waduk di Komplek Walikota Tenayan Raya, itu adalah ikhtiar dari Intsiawati Ayus yang menjabat sebagai anggota DPD RI selama 4 periode. Sayangnya ada permintaan pembebasan lahan untuk waduk itu, tidak dilakukan hingga waduk terbengkalai," jelasnya.


Intsiawati Ayus juga memaparkan bahwa sudah ada pembangunan 4 pompa air yang akan selesai pada Juni 2026. Serta pembangunan waduk di Kampus Unri untuk mengurangi genangan air di Panam.

Jawaban berbeda disampaikan oleh Paslon Nomor 03 Ida Yulita Susanti - Kharisman Risanda yang mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan langkah pertama dengan merevisi Perda RTRW Pekanbaru.

"Karena hari ini aliran sungai kita banyak tertutup oleh bangunan. Inilah yang harus dirapikan lebih dulu," jelasnya.

Membantah pernyataan Paslon 2 yang menyebutkan tidak ada upaya daerah untuk membebaskan lahan waduk di Tenayan Raya, Ida mengatakan dirinya saat menjabat Anggota DPRD Kota Pekanbaru, sudah mengupayakan pembebasan lahan senilai Rp15 miliar di tahun 2020.

"Insya Allah, sebagai pemimpin Pekanbaru, sungai-sungai akan kita benahi, sampah kita bersihkan," jelasnya.

Selanjutnya, Paslon 04 Edy Natar Nasution - Bibra menyampaikan bahwa pihaknya sudah membuat sejumlah solusi untuk menangani "penyakit tahunan" Kota Pekanbaru tersebut.

"Pertama kita bersihkan gorong-gorong dan pembongkaran gorong-gorong yang sempit. Kemudian membuat saluran air baru dan merevitalisasi waduk," jelasnya.

Adapun Paslon Nomor 05 Agung - Markarius Anwar menjawab bahwa pihaknya juga akan memaksimalkan perbaikan infrastruktur jalan rusak dan banjir dengan mengupayakan bantuan APBN. 

"Karena abang kita, Pak AHY adalah Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, maka akan sulit untuk mendapatkan anggaran dari pusat untuk perbaikan infrastruktur dan penanganan banjir di Kota Pekanbaru. Tidak perlu waktu dua tahun, jika kami terpilih dalam waktu satu tahun kerja akan kami selesaikan," pungkasnya.