RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL), Laksamana Dr H Muhammad Ali SE, MM, MTr Opsla, menyandang gelar Datuk Seri Segara Utama Setia Wangsa dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Rabu 5 Juni 2024.
Rangkaian prosesi kegiatan berlangsung di Balairung Tenas Effendi LAMR, Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru. Penganugerahan gelar adat kepada pria kelahiran Bandung tersebut karena dinilai berprestasi oleh institusi TNI sepanjang masa tugasnya.
Rangkaian prosesi dimulai dari pengarakan dan penabalan oleh Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Datuk Seri H Marjohan Yusuf. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tanjak sebagai tanda kebesaran adat.
Prosesi gelar adat kemudian dilanjutkan dengan pemberian tepuk tepung tawar kepada Tuan Laksamana Muhammad Ali beserta istri Fera Muhammad Ali.
"Baru saja saya dianugerahi gelar Masyarakat Adat Melayu Riau sebagai Datuk Seri Segara Utama Setia Wangsa, gelar tersebut memiliki makna seorang pemimpin yang berjuang dalam kebaikan dan kemuliaan, kuat seperti air yang mengalir," kata Muhammad Ali dalam salam sambutnya.
Pria yang pernah menjabat sebagai Danlanal Kota Dumai ini menyampaikan bahwa gelar tersebut merupakan sebuah amanah. Dengan disematkannya gelar adat, maka sesungguhnya ia telah menjadi seorang Melayu secara utuh.
"Saya akan berusaha menjadikan nilai-nilai kearifan Melayu yang akan saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saya menyampaikan ucapan beribu terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada LAM Riau atas pemberian gelar masyarakat adat ini," ujar Muhammad Ali yang juga pernah menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) berpusat di Tanjung Pinang.
Adapun kata "Datuk" berhulu kepada Bahasa Sansekerta, yang maknanya adalah orang yang mulia. Seorang Datuk, adalah seorang pemimpin utama di tengah masyarakat. Kata ini tidak hanya dipakai di Riau, tapi juga di berbagai Kawasan rumpun Melayu di seluruh dunia.
Setelah kata Dato’/Datuk, diikuti dengan kata "Seri". Kata ini memiliki arti kilau cahaya dalam diri yang muncul ke permukaan, atau aura positif. Sehingga Datuk yang penuh Seri, mempunyai arti seorang pemimpin yang menjalankan amanah yang terpikul di pundaknya dengan cara berbuat sesuai dengan ketentuan sang pencipta. Ia juga menjalankan kepemimpinannya sesuai dengan perjanjian kepemimpinan dan kaidah-kaidah kemanusiaan yang universal.
Sementara kata "Segara" dalam frasa "Segara Utama Setia Wangsa" tidaklah memiliki arti yang tunggal. Secara harfiah, kata itu berarti "Air atau Lautan", atau secara maknawi, memiliki arti, tentang sesuatu, atau seseorang yang memiliki kedalaman nilai dalam diri.
Memiliki kekuatan besar bak gelombang yang bergulung-gulung. Sementara kata "Wangsa", dalam takrif Melayu, khususnya jika ditelisik dalam naskah Melayu kuno, memiliki arti "Bangsa". Sebuah kesatuan dari komunitas kaum atau bani, yang berhimpun dalam satu wilayah tanah dan pemerintahan.