RIAU ONLINE, PEKANBARU - Provinsi Riau termasuk wilayah terbesar di Sumatera yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam dan kebudayaan. Sejumlah budaya Melayu Riau bahkan dinobatkan menjadi budaya nasional sejak 2013.
Aneka budaya Riau saat ini telah masuk jajaran 64 warisan budaya tak benda (WBTb) oleh pemerintah.
Dilansir dari berbagai sumber, terdapat delapan karya budaya dari Provinsi Riau yang bersertifikat nasional di antaranya:
1. Dodoi Anak Siak
Dodoi digolongkan sebagai kebudayaan lisan karena merupakan sebuah nyanyian masyarakat Melayu berisikan sastra lisan yang biasa dinyanyikan untuk menidurkan anak dan berasal dari Siak Sri Indrapura.
Dodoi hampir sama dengan nyanyian rakyat pada umumnya berisi nasihat-nasihat, petuah, harapan, dan cita-cita orang tua untuk anaknya.
2. Tari Olang-olang
Tari Olang-olang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Siak, tepatnya Kampung Dayun dan memiliki keunikan tersendiri dibandingkan tarian lainnya.
Tari Olang-Olang merupakan tari tradisi yang ditarikan langsung oleh masyarakat Dayun. Tari ini dinamakan Tari Olang-olang karena mengungkapkan seekor burung elang menyerupai seorang Putri Kayangan yang bertemu dengan seorang pemuda dan kemudian jatuh cinta.
3. Tanjak Siak
Tanjak Melayu berupa penutup kepala khas adat Melayu Siak, Riau dan merupakan ikon penting, yang menggambarkan kekuatan dan pengaruh kesultanan Riau di masa lalu. Penggunaan pun tidak boleh sembarangan.
Dahuku, Tanjak hanya dipakai para bangsawan dan raja-raja Melayu. Tapi saat ini telah dipakai pula oleh masyarakat. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat tanjak adalah jarum, gunting, setrika, kain songket, benang, dan kain pelapis.
4. Kompang Bengkalis
Alat musik tradisional yang terbuat dari kulit dan beralaskan kayu ini cukup terkenal di Provinsi Riau, khususnya di Kabupaten Bengkalis, hampir setiap kampung memiliki kelompok kompang sendiri. Bahkan di satu desa bisa memiliki lebih dari satu kelompok kompang, dengan satu grup dimainkan oleh 12 orang pemukul kompang.
Tradisi bermain kompang di Bengkalis saat ini masih terjaga dengan baik. Pemainnya tidak hanya dari kalangan tua, anak-anak muda masih banyak yang bermain kompang.
Permainan kompang biasanya diiringi dengan lagu Melayu yang bernuansa Islami, terkadang juga menggunakan syair yang biasanya diambil dari kitab Al Berjanzi.
5. Tenun Bukit Batu
Kain tenun Bukit Batu merupakan hasil turun temurun dari zaman Kerajaan Siak yang meliputi wilayah Kampung Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis.
Dulunya setiap rumah di daerah Desa Bukit Batu, Bengkalis memiliki alat tenun tradisional bukan mesin untuk produksi kain tenun khas Bukit Batu.
Tenun Bukit Batu dahulu menjadi busana adat terbaik pada masa Kerajaan Siak Sri Indrapura yang didirikan pada 1723 M lalu. Tenun Bukit Batu merupakan pakaian kehormatan bagi para ningrat, datuk-datuk, dan raja-raja Siak.
6. Sapin Bagan
Sapin Bagan adalah tarian yang berasal dari Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir. Tarian ini sudah ada sejak Kesultanan Siak dan masih dilestarikan hingga kini.
Tari Tradisi Sapin Bagan merupakan tarian yang bertujuan untuk hiburan masyarakat. Tari Sapin Bagan ini selalu ditampilkan di acara-acara besar seperti, acara adat, perkawinan, hari besar Islam, sunat rosul dan lain-lain.
7. Gondang Borogong
Gondang Borogong (gendang bergong) adalah kesenian Rokan Hulu yang menggunakan alat musik gendang, gong, dan calempong, sehingga juga disebut sebagai Gondang Colempong (gendang calempong).
Gondang Borogong biasa dimainkan untuk mengiringi silat gelanggang dan silat pengantin.
Gondang Borogong menggunakan dua gendang yaitu, Gondang Polalu (gendang pelagu), dan Gondang Poningkah (gendang peningkah). Kedua gondang sama bentuk dan ukurannya, perbedaan terletak pada nada yang dihasilkan. Gondang Poningkah lebih rendah nadanya. Tinggi rendah nada ditentukan oleh ketebalan dan jenis kulit yang dipakai untuk muka gendang, serta peregangan kulitnya.
Gendang dimainkan menggunakan satu pemukul yang terbuat dari rotan sogo (rotan saga), sedangkan sisi lainnya dipukul dengan jari atau telapak tangan.
8. Rarak
Rarak merupakan musik tradisional dari Kuantan Singingi yang ansambel musik dimainkan dengan formasi instrumen calempong, gondang, dan oguang.
Terdapat lima jenis rarak di Kuantan Singingi yang paling terkenal. Kelimanya dibedakan oleh alat musik, lagu, dan peranannya. Kelima jenis rarak tersebut di antaranya
a. Rarak oguang godang (rarak gong besar),
b. Rarak oguang kenek (rarak gong kecil)
c. Rarak gondang godang, rarak jaluar, atau rarak silek (rarak gendang besar), d. Rarak celempong onam, dan rarak celempong tingka.
Rarak bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga memberi peluang kepada pendengarnya untuk dapat mengkaji dan memikirkan dirinya. Sesuai artinya, rarak berarti 'menghitung-hitung diri'. Dengan mendengarkan rarak, diharapkan orang akan merenungkan dirinya dalam realita hidup.
Itulah beberapa karya budaya melayu Riau yang memiliki makna dan keunikan tersendiri. Tidak heran jika budaya Melayu Riau menjadi budaya nasional yang masuk dalam barisan warisan budaya tak benda (WBTb) Indonesia
Artikel ini ditulis Anggi, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE