Syamsuar Beberkan Masalah saat Kunker: Perkebunan, Narkoba, hingga Pendidikan

Syamsuar774.jpg
(Dok. Diskominfotik Riau)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gubernur Riau, Syamsuar, mengungkap permasalahan yang ditemuinya selama melakukan kunjungan kerja (kunker) di berbagai daerah di Riau hampir sama. Syamsuar saat ini memang tengah gencar melakukan kunker di akhir masa jabatannya.

"Banyak hal baru yang didapat dari kunjungan kerja di daerah. Masalahnya hampir sama," katanya.

Syamsuar menjelaskan masih ada kepala daerah yang belum mengetahui peremajaan sawit serta UU Cipta Kerja yang memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berkebun sawit di dalam kawasan hutan. Camat adalah ujung tombak pemerintahan agar kepala desa tau apa saja program pemerintah.

Hal lain yang menjadi perhatian khusus Syamsuar yakni agar semua lini saling bahu-membahu dan bekerja sama memberantas narkoba, HIV/AID di Bumi Lancang Kuning.

"Riau budaya Melayu dan identik dengan Islam jangan sampai murka Allah yang datang. Diharapkan agar pejabat membuat kebijakan," katanya dalam rapat koordinasi bersama pejabat daerah, camat, bupati dan wali kota se-Riau, Senin, 10 Juli 2023.



Selain itu, kata Syamsuar, keluhan lainnya juga datang dari pendidikan di Riau. Kepala sekolah melapor kepada Dinas Perlindungan Perempuan terkait adanya kelainan pada anak didiknya. Menurutnya, kurangnya tatap muka antara guru dan murid saat COVID-19 membuat anak-anak kurang kurang kepada pendidik.

"Di Dumai dan Duri ada yang melapor ke pengacara dan penegak hukum serta Komnas Perrlindungan Anak. Ini tak bisa dibiarkan persoalan ini. Bahkan ada kepsek yang bilang makin jauh ke ujung makin banyak kelakuan," ujarnya. 

Tak hanya itu, berdasar pantauan di sekolah jika peserta didik telah mengantuk saat belajar ada yang bermain HP. 

"Tontonannya tak patut. Apakah harus dibiarkan seperti ini? Jika dibiarkan laknat Allah yang ada," tegasnya.

Ia pun pernah menyampaikan kepada tokoh agama dan insan cendikia di Riau serta MUI dan LAM. Jika sudah begini, Syamsuar kembali menegaskan agar tidak dibiarkan dan meminta kembali ke jalan yang benar.