RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau akan menyurati seluruh sekolah di Riau usai ditemukannya siswa terindikasi LGBT di tingkat SMA Kota Pekanbaru.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan Disdik Riau dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) yang membahas fenomena LGBT yang terindikasi pada sejumlah siswa SMA di Kota Pekanbaru, pada Rabu, 30 Mei 2023.
"Iya, kemarin kami telah membahas fenomena LGBT yang terjadi di kalangan siswa. Pekan depan kami akan menyurati seluruh sekolah yang ada di Riau mengenai kepribadian mental, spiritual, dan lainnya," kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Riau, Kamsol, kepada RIAU ONLINE, Kamis, 1 Juni 2023.
Menurut Kamsol, siswa-siswa terpapar LGBT akibat pengaruh dari luar sekolah. Sebab, setiap siswa di sekolah dibekali pendidikan iman dan taqwa (imtaq) yang sudah sejak lama berjalan.
Adanya peristiwa itu, dilanjutkan mantan Pj Bupati Kampar itu pada prinsipnya di sekolah-sekolah pendidikan imtaq telah berjalan. Jadi, kejadian itu diluar daripada sekolah.
Kamsol pun meminta kepada pihak sekolah untuk memberikan penguatan pemahaman-pemahaman yang berkaitan dengan kepribadian dan perilaku menyimpang kepada siswa.
"Kedepan, pendidikan agama dikuatkan lagi begitu juga dengan fungsi kontrol dikuatkan lagi," pintanya.
Berdasarkan hasil rapat bersama MKKS tersebut, setiap guru diharapkan mampu mengenali siswa dan menjalin komunikasi dengan wali murid.
"Itu tidak banyak. Paling satu wali kelas membawahi 36 sampai 40 orang anak. Itu selama setahun. Sehingga, informasi disampaikan kepada orangtuanya secara berkala. Guru juga bisa bertanya dengan orangtuanya tentang siswa. Sehingga, ada perhatian penuh," urainya.
Kamsol menyebut usia pendidikan menengah atas atau tingkat SMA sederajat merupakan usia pancaroba. Di masa ini, para siswa akan tertantang untuk mencoba banyak hal.
"Kalau pengakuannya tidak baik akan menjadi tidak baik dia. Tapi kalau ini akan dibimbing dan diperingatkan dengan benar itu akan menjadi perubahan yang baik di usia 16-18 tahun," ujarnya.
Apalagi di tengah era teknologi saat ini turut mempengaruhi perilaku siswa. Sehingga, para siswa harus diarahkan ke jalan yang benar.
Sementara saat ini, kata Kamsol, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap sejumlah siswa dan sekolah yang terindikasi LGBT.
"Orangtuanya sendiri saja kadang tidak tahu perilaku anaknya. Jadi tidak bisa diberi sanksi namun pembinaan pengajaran dan itu tanggungjawab kita semua untuk masa depan anak," ungkapnya.
Kamsol pun mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan ke sekolah maupun Disdik Riau jika melihat siswa yang terindikasi LGBT.
Menurutnya, sanksi maupun hukuman bukan hal yang utama untuk diterapkan pada siswa terindikasi LGBT, melainkan pendampingan yang dibutuhkan.
"Kita belum tahu yang terindikasi dengan benar siswanya yang mana saja. Baru informasi yang begitu saja karena tidak ada pelaporan secara resmi. Meski begitu kami tetap akan bersikap dengan hal seperti ini," katanya.