RIAU ONLINE, PEKANBARU - Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Muflihun, hampir setahun mengemban jabatan sejak 23 Mei 2023. Usai pelantikan, Gubernur Riau menitipkan sejumlah tugas penting kepada Muflihun.
Satu di antara tugas penting yang menjadi perhatian yakni masalah sampah dan kebersihan Kota Pekanbaru. Muflihun menyebut, mengatasi persoalan sampah di kota ini bukan perkara mudah.
"Namun ini tidak segampang kita pikirkan, tidak seperti membalikkan telapak tangan untuk membenahi kota ini," ujar Muflihun dalam kesempatannya menjadi kawan bual Bang YP.
Dirinya mengaku menjalankan roda pemerintahan dengan penuh suka duka. Masalah banjir, sampah, dan jalan rusak menjadi pekerjaan rumah prioritas yang mesti ia tuntaskan.
"Tentunya menjadi tantangan berat sebagai pimpinan. Perlahan bisa mengatasi berbagai persoalan yang menjadi perhatian, perlu waktu untuk memperbaiki semua," ungkapnya.
Meski tak mudah, Muflihun mengklaim sudah ada peningkatan kinerja pengelolaan sampah yang signifikan sejak dirinya menjabat. Kota Pekanbaru diganjar penghargaan sertifikat Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Penyerahan Sertifikat Adipura ini langsung diberikan oleh Menteri LHK RI, Siti Nurbaya kepada Pj Wali Kota Pekanbaru, Muflihun, di Aula Manggala Wanabakti Gedung Kantor Kemen LHK, Jakarta Pusat, pada Selasa, 28 Februari 2023 lalu.
"Alhamdulillah kemarin kita terima Adipura, walaupun masih sertifikat. Hari ini Pekanbaru belum meraih Adipura, baru sertifikat yang merupakan hasil penilaian Kemen DLHK dengan tim independen. Mereka menilai bagaimana kinerja kepala daerah di kabupaten kota se Indonesia," terangnya.
Penghargaan ini dianugerahkan kepada kota yang mengalami peningkatan penilain dalam pengelolaan lingkungan dibandingkan dengan periode/tahun sebelumnya.
"Kini kami ingin kembali mewujudkan Pekanbaru meraih Adipura, karena sudah sekitar 10 tahun tidak pernah mendapat Adipura," ujarnya.
Kota Pekanbaru terakhir meraih Adipura pada tahun 2014 di masa kepemimpinan Herman Abdullah sebagai wali kota masa itu. Namun pada tahun 2016 sampai 2021, sampah yang berada di Kota Pekanbaru sudah tidak bisa teratasi.
Tumpukan sampah menghiasi setiap sudut kota. Kondisi tersebut jadi alasan gagalnya Pekanbaru mendapatkan Adipura dari tahun 2015-2021.
"Sampah ini kasus yang seksi. Saya juga bukan orang baru di Kota Pekanbaru. Ketika saya menjabat di kecamatan dulu, Pekanbaru ini adalah kota terbersih, peroleh Adipura sebanyak tujuh kali berturut. Saya juga sebagai pelaku penggiat kebersihan pada era kepemimpinan almarhum pak Herman Abdullah," tuturnya.
Untuk meraih Piala Adipura, Muflihun menyebutkan, masih ada perbaikan dan langkah-langkah yang diupayakan. Namun upaya tersebut tidak cukup dilakukan oleh pemerintah saja, namun juga dukungan masyarakat Pekanbaru sendiri.
"Kita ajak masyarakat, jangan cuma pemerintah kota yang bekerja tapi masyarakat tidak mendukung. Gerakan kita harus masif, jaga lingkungan kebersihan mulai dari rumah sendiri dulu. Dengan demikian tahapan kita untuk meraih tingkatan Adipura bisa dicapai," ucapnya.
Melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, mereka sudah membentuk satgas kebersihan. Tugasnya melihat, memantau dan patroli di lingkungan masyarakat. Jika ada masyarakat buang sampah sembarangan, petugas segera tegur dan sanksi tipiring.
"Itu satu upaya kita agar masyarakat membuang sampah pada tempatnya dan pada waktu yang ditentukan. Kedua, kita juga ada mutasi internal jika personal ASN tidak cakap dan kurang mampu dalam menduduki jabatan tersebut, terkhusus di DLHK," paparnya.
Bual Bang YP dan Pj Wako Pekanbaru selengkapnya bisa disimak di kanal YouTube RIAU ONLINE