RIAU ONLINE, PEKANBARU-Seorang pemuda di Pekanbaru mampu meraih keuntungan hingga puluhan juta per bulan lewat budidaya kunyit hitam yang dipercaya mampu mencegah penyakit kanker dan obat vitalitas.
Muhammad Fauzal mendulang sukses dengan budidaya kunyit hitam di pekarangan rumahnya Jalan Keliling, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Dengan ketekunannya, Fauzal mampu meraih pundi-pundi rupiah hingga puluhan juta rupiah per bulannya.
Tanaman dengan nama latin Cucruma Caesia diyakini memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan.
"Si Kunyit hitam merupakan merupakan salah satu jenis empon-empon yang saya kenal saat ini dengan harga pasar yang lumayan tinggi, untuk peredaran harga kurang lebih sekitar tiga sampai lima ratus ribu per kilonya pada saat ini," sebut Fauzal.
Fauzal sedang merawat tanaman kunyit hitam miliknya/RAHMADI DWI/Riau Online
Awalnya budidaya kunyit hitam ini dimulai dengan skala kecil usai Fauzal mendapat bibit kunyit hitam import dari Thailand. Dengan memanfaatkan lahan pekarangan di depan rumah seluas 900 meter persegi, budidaya kunyit hitam milik Fauzal berkembang hingga mencapai 6.800 batang, dengan hasil panen mencapai 300 kilogram per bulannya.
"Kunyit hitam ini banyak dipelopori oleh negara seperti Thailand, Malaysia dan Korea. Kunyit hitam ini dijadikan bahan baku pengobatan herbal, untuk obat vitalitas juga ya si kunyit hitam," terangnya.
Fauzal menyebut, kunyit hitam dipercaya untuk mengobati berbagai jenis penyakit dalam, seperti mencegah penyakit kanker dan aids.
"Tentang uji klinis dan uji khasiat kunyit hitam itu sendiri, kunyit hitam memang sangat membantu untuk mengobati jenis-jenis penyakit dalam, salah satunya pencegahan kanker, aids dan penyakit dalam lainnya," ujarnya.
Saat ini, harga kunyit hitam di pasaran terbilang tinggi, berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per kilogramnya. Kebanyakan konsumen meminati kunyit hitam untuk pengobatan.
"Kemudian di Thailand menjadi viral,karena memang si kunyit hitam dijadikan bahan baku dasar untuk vitalitas yang nanti diproduksi ulang di beberapa negara seperti di Jerman dan Korea," kata Fauzal.
Untuk pemasaran, Fauzal memanfaatkan media sosial dan platform jual beli online dengan penghasilan mencapai Rp 30 juta per bulannya.
"Untuk pemasaran sendiri bisa cek di media sosial dan fanpage dan beberapa marketplace lainnya," tutupnya.