Laporan: Hendra Dedafta
RIAU ONLINE, SIAK - Sudah sepuluh tahun Tri menjadi juru kunci situs Cagar Budaya Makam Raja Kecik Kampung Buantan Besar, Kecamatan Siak. Alat kebersihan yang digunakan untuk merawat dan membersihkan justru sering dibeli sendiri.
Tri mengatakan dia sering membeli peralatan tambahan kebersihan sendiri, sebab yang disediakan oleh Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Siak saat itu tidak mencukupi.
Disparbudpora Kabupaten Siak memang memberikan peralatan kebersihan, tapi tidak mampu menutupi. Seperti sapu, sabun lantai hanya diberi satu kali, setelah barang itu habis ataupun rusak.
"Saya bekerja disini sudah 10 tahun. Setahu saya pada saat itu pengelolanya Disparbudpora Siak, pada masa itu sangat minim bantuan untuk kebersihan," katanya, Minggu 26 Juni 2022.
Tri menyebutkan karena minimnya alat bantuan kebersihan, dirinya harus membeli sendiri mesin rumput dan tangki untuk racun rumput. Pasalnya, Disparbudpora tidak menyediakan.
"Namun hanya itu saja yang dibeli, kalau rusak saya beli baru sendiri, sedangkan membersihkan lantai motong atau racun rumput kan enggak mungkin setahun sekali saya kerjakan, yang ada semak dan kotor jadinya," paparnya.
Untuk kerusakan kecil sebut Tri, dia perbaiki sendiri sebisa mungkin dengan alat seadanya. Untuk perbaikan kerusakan besar atau keperluan yang lain baru dilaporkan ke pihak terkait.
"Setahu saya sebelum tahun 2017 yang mengelola masih sepenuhnya Disparbudpora. Kemudian mereka pisah menjadi Dinas Pariwisata, Dinas Pemuda Olahraga dan Dinas Pendidikan Kebudayaan," sebut Tri.
Sejak dikelola Oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Siak, kata dia, sering terjadi pergantian pengurus.
"Informasi itu jarang sampai ke kami. Ketika saya telepon niatnya melaporkan kendala yang ada, ternyata udah ganti lagi pengurusnya, bukan saya lagi katanya," ungkap Tri.
Kabid Destinasi Pariwisata, Dispar Siak, Paula Chandra mengatakan dirinya tidak tahu pengurusan yang sebelumnya. Dia mengurus bidang ini baru di tahun 2022.
Paula menegaskan kedepan akan menerapkan pola baru. Untuk seluruh tempat wisata, cagar budaya seperti makam pahlawan atau peninggalan sejarah dan lainnya akan di tunjuk satu orang petugas koordinator.
"Supaya kedepan lebih terkontrol apa-apa saja yang diperlukan, juru kunci ataupun penjaga tempat tersebut berhubungan langsung dengan petugas koordinator," ungkapnya.
Makam Raja Kecil gelar Sultan Rahmat Syah yang Dipertuan Raja Kecil bertahta di Kerajaan Siak tahun 1723-1746.
Raja Kecil adalah putra Sultan Mahmud Syah II Kerajaan Johor. Raja Kecil merebut kembali tahta Kerajaan Johor dari Sultan Abdul Jalil Riayat Syah pada 21 Maret 1717 masehi di Johor.
Tahun 1723 Raja Kecil bersama istrinya Tengku Kamariah dan pengikutnya meninggalkan Johor karena terjadi sengketa antara keluarga di kerajaan Johor. Raja Kecil mengundurkan diri dan membangun kerajaan baru yang bernama Kerajaan Siak di tepi Sungai Siak, dahulunya bernama Sungai Jantan dengan ibukota Kerajaan Kota Buantan.
Raja Kecil terkenal seorang raja yang gagah berani yang memimpin armada lautnya menumpas bajak laut Belanda, Syam Cina dan Bugis yang merajalela di Selat Malaka. Tahun 1746, tahta Kerajaan Siak diserahkan kepada putranya Tengku Buang Asmara dengan gelar Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah. Raja Kecil mangkat di Buantan diberi gelar Marhum Buatan.