RIAUONLINE, PEKANBARU - Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru mencatat ada 146 anak yang putus sekolah. Di antaranya merupakan anak-anak dari orangtua yang mengadu nasib di Kota Pekanbaru.
"Tim sudah melakukan survei di lapangan karena sudah menikah pada usia muda," papar Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas, Kamis 15 Oktober 2021.
Menurutnya, dinas pada awalnya tidak mengetahui adanya peserta didik yang menikah. Pihaknya mengetahui hal tersebut usai melakukan survei bersama tim konsultan ke lapangan.
"Karena mereka perempuan, maka dinikahkan orangtuanya saja sehingga tidak bisa melanjutkan sekolah," ujarnya.
Ismardi mengatakan anak-anak mengalami putus sekolah akibat berbagai faktor. Satu di antaranya memang sama sekali tidak sekolah karena faktor ekonomi.
Ada juga di antaranya anak-anak tersebut memang sudah meninggal dunia. Tapi tercatat masih hidup sehingga dianggap putus sekolah.
"Ada juga data ganda karena terdapat selisih tanggal lahir satu hari. Padahal data tersebut milik satu orang," terangnya.
Ismardi menyebut, data tersebut baru data tahun 2020 dan proses pendataan tahun ini masih berlangsung. Pihaknya berkordinasi dengan RT dan RW. Mereka membantu pendataan bagi anak yang putus sekolah.
Proses pendataan melihat banyaknya SD atau SMP yang tidak terisi seluruh daya tampungnya. Pihaknya mengaku ingin tahu penyebab dari kondisi tersebut.
"Kita minta bantu data anak-anak putus sekolah. Maka kita ingin cari tahu penyebabnya, maka kita lakukan pendataan lanjutan," pungkasnya.