IPAL Picu Kemacetan, Ini Penjelasan Perusahaan Pengerja Proyek

ipal-ekanan.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Pengerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kota Pekanbaru masih berlanjut. Proses pengerjaan yang memakan waktu lama mengakibatkan rusaknya sejumlah ruas jalan.

Hal tersebut kerap menimbulkan kemacetan. Berbagai tanggapan masyarakat Pekanbaru terkait proyek IPAL pun mencuat. Banyak dari masyarakat mempertanyakan target penyelesaian proyek hingga perbaikan jalan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Riau Yenni Mulyadi, mengatakan penyebabnya dikarenakan belum selesainya instalasi pada pipa lain.

"Kita menunggu penyelesaian dari aliran Jalan Mangga, Jalan Semangka dan sekitarnya, nanti baru disatukan, dan diaspal kembali," ucap Yenni.

Permasalahan kemacetan karena adanya penutupan sebagian jalan dan pengalihan arus lalu lintas akibat pengerjaan proyek perpipaan. Mereka menindaklanjuti dengan rekayasa lalu lintas, berkordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Satlantas Kota Pekanbaru.

"Rambu rambu sudah kita pasang, hanya saja kalau ada terjadi laka itu bukan orang Pekanbaru. Kemarin itu ada orang Bengkalis yang memang tidak tau lokasi jalan," paparnya.

Menurutnya, proyek rampung pada akhir tahun 2021. Penyelesaian ditargetkan untuk area selatan yang mencakupi wilayah Kecamatan Pekanbaru Kota dan Kecamatan Sukajadi.



"Untuk wilayah SC-1 (Kecamatan Sukajadi) progresnya sudah 90,54 persen dan wilayah SC-2 (Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Pekanbaru Kota) sudah 83,46 persen," terangnya.

Yenni Mulyadi menuturkan, pengelolaan air limbah tentu saja berkaitan dengan kesehatan masyarakat. "70 persen air tanah di perkotaan sudah tercemar berat oleh bakteri tinja, hal ini tentu saja dapat menimbulkan gangguan kesehatan," jelasnya.

Dirinya menjelaskan bahwa kondisi tanah yang basah membuat jalanan menjadi tidak rata dan berlobang. "Proyek pengerjaan ini berdekatan dengan pipa PDAM. Ketika sedang pengerjaan IPAL dan adanya getaran, membuat pipa tersebut pecah dan mengeluarkan air," ujarnya.

Meski demikian, Yenni mengatakan pihaknya langsung turun ke lokasi meskipun sedang dalam keadaan tidak bekerja dan kondisi kejadian pada malam hari. "Kita bertanggung jawab atas hal ini, dan juga sudah mengganti kerugian," pungkasnya

Dirinya menjelaskan pentingnya pengolahan septictank di lingkungan masyarakat. Menurutnya, ada sekitar 500 ribu kematian karena meminum air yang terkontaminasi tinja.

"Itu menurut data Departemen Kesehatan pada tahun 2008, sebanyak 1,4 juta anak-anak menderita diare setiap tahunnya," paparnya.

Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP) yang merupakan kegiatan untuk meningkatkan pelayanan air limbah domestik di 3 Kota besar yaitu Kota Pekanbaru, Jambi, dan Makasar.

Untuk wilayah Pekanbaru, kegiatan MSMIP meliputi pembangunan IPAL dengan kapasitas 8.100m3/hari dengan jaringan perpipaan 11.000 sambungan rumah.

Pembangunan  Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) bertujuan untuk penanganan air limbah domestik akibat padatnya penduduk dan aktivitas perekonomian sehingga kualitas lingkungan dapat terjaga.

Dengan adanya proyek IPAL ini nantinya setiap limbah yang terdapat di rumah masyarakat akan disalurkan melalui perpipaan air limbah yang akan diteruskan ke Waste Water Treatment Plant (WWTP), dengan begitu dapat mencegah air terkontaminasi oleh tinja.