Waspada! Varian Delta Sudah Masuk Sumsel, Menunggu Waktu Masuk Riau

Varian-Delta3.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Virus mutasi Corona varian Delta (B.1.617) pertama kali terkonfirmasi di India, kini sudah masuk ke Indonesia. Sudah ada sembilan provinsi yang mencatat adanya kasus varian Delta, data pertanggal 22 Juni 2021.

Adapun sembilan daerah terkonfirmasi varian Delta yaitu Provinsi DKI Jakarta ada 96 kasus, Jawa Tengah 80 kasus, Jawa Barat 48 kasus, Jawa Timur 18 kasus, Sumatera Selatan 3 kasus, Kalimantan Tengah 3 kasus, Kalimantan Timur 3 kasus, Banten 2 kasus, dan Kalimantan Selatan 1 kasus.

 

Provinsi Sumatera Selatan menjadi daerah pertama di Pulau Sumatera yang mencatat kasus varian Delta. Bahkan, Jubir Vaksin Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan virus Covid-19 varian Delta ternyata bisa menularkan warga hanya dalam hitungan detik.

 

Berdasarkan informasi dari Australia, varian Delta ini bisa bertransmisi dalam hitungan 5 detik hingga 15 detik saat berpapasan.

"Kalau dari Informasi di Australia itu 5-15 detik. Tanpa pakai masker bisa tertular," sebut Siti Nadia, Sabtu, 26 Juni 2021, kepada Merdeka.com, seperti dikutip RiauOnline.

 

Nah, lalu bagaimana dengan Provinsi Riau saat ini, apakah sudah ada kasus terkonfirmasi varian Delta ?



 

Juru Bicara Satgas Covid-19, dr Indra Yovi mengatakan seandainya varian Delta terkonfirmasi positif di Provinsi Riau. Pastinya itu akan menjadi ancaman bagi masyarakat.

 

Ia khawatir, penularan yang begitu sangat cepat bisa membuat jumlah pasien membludak dan rumah sakit bisa cepat penuh.

 

 

"Yang jelas itu pastinya akan jadi ancaman yang sangat-sangat berat buat kita. Kalau memang kasus varian Delta itu sudah terkonfirmasi, sejauh ini kan belum ada saya dapatkan informasinya," kata dr Indra Yovi, kepada RiauOnline, saat dijumpai langsung, Senin, 28 Juni 2021.

 

Dia membenarkan penularannya memang begitu cepat, sangat cepat. "Seandainya pun iya dengan kondisi sekarang, yang akan kita hadapi adalah kondisi penularan yang begitu cepat, sangat cepat," sebut Yovi.

 

"Artinya kalau penularan sangat cepat, angka kasus positif Covid-19 kita juga akan naik. Kemudian, keterisian rumah sakit juga akan cepat terjadi penuh," pungkasnya.