RIAUONLINE, PEKANBARU - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Riau memberikan dampak positif dengan mengambil peran, serta ikut berkontribusi dalam memberikan bantuan-bantuan sosial dan kemanusiaan.
Nah, pada edisi ROL CAST, Sabtu, 26 Desember 2020 kita kedatangan tamu spesial yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan, baik secara lokal, nasional dan global, yaitu bersama Markom ACT Riau Wahyu Fitra Suryanda.
Lalu, sejak kapan ACT Riau sudah terbentuk di Provinsi Riau dan dimana saja unit cabang, serta apa saja program kemanusiaan yang dilakukan, yuk simak.
Wahyu menceritakan ACT Riau sudah ada dan memberikan jejak pergerakannya pada tahun 2015 atau 2016.
"Ya, jadi ACT sejarahnya berada di Riau sudah lama, bahkan jejaknya dari 2015-2016, hanya saja pada waktu itu koordinasinya masih terpusat, antara ACT pusat dan salah satu perwakilan relawan yang berada di Pekanbaru," kata Wahyu, Sabtu, 26 Desember 2020, saat hadir di acara ROL Cast.
Ia melanjutkan keterlibatan ACT pada waktu banjir, asap di Riau aksi-aksinya itu dan jejaknya sudah terlihat.
"Jadi, dilihat dari Manajemen ACT ini perlu adanya kantor cabang di Riau, maka sejak 3 Maret 2017 resmi berada di Pekanbaru, sudah tiga tahunan.
Alhamdulillah, saya termasuk orang pertama yang berada disitu (ACT Riau). Langsung waktu itu pengalaman, tesnya itu waktu banjir dan longsor di Pangkalan (Sumbar). Langsung tesnya kelapangan," ujarnya.
Menurutnya tugas langsung kelapangan ini, memang pengalamannya luar biasa. Ia menyampaikan sekiranya tidak ada suatu hal yang lebih penting dengan seluruh kondisi yang ada sekarang ini terkait dengan isu-isu kemanusian.
"Bahkan, setiap hari mulai dari orang-orang yang terdekat sekitar kita, kalau kita mau ambil ruang lingkup lebih jauh indonesianya, nasionalnya, atau ke makronya global, mulai dari konflik, bencana alam, korban peperangan, dan lainnya," ungkapnya.
Wahyu menuturkan bahwa ACT juga ada kantor unit cabang di Duri, tahun depan 2021. Ada wacana buka kantor cabang juga di Rengat atau Kuansing.
"Dasar gerak dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini tidak terlepas namanya dari humanity atau kemanusiaan, kerelawanan, dan tentunya ada pergerakan seperti filantropi, atau bagaimana kita masing-masing individu ini bersedia mengorbankan apa yang kita miliki," tuturnya.
Dari 12 kota/kabupaten yang ada di Pekanbaru, Riau, tentunya kita perlu mengelompokkan daerah-daerah yang memang berpotensi dalam artian apakah disana banyak benefit series yang mungkin kita bisa hadir disana.
"Dan juga apakah mungkin filantropi yang ada disana, itu juga memungkinkan program-program ini tadi biar bisa masif. Tentu sangat tidak elok rasanya, jika kita berada di suatu tempat, atau daerah, tapi tidak ada program-program kemanusiaan atau program hebat yang bisa dilakukan disana, jadi tentu sudah melewati asesmen tertentu dan manajemen itu sendiri," pungkasnya.