Laporan: ANDRIAS
RIAU ONLINE, BENGKALIS - Sejarah Makam Dara Sembilan yang berada di Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, sangat erat kaitanya dengan cerita masa lampau.
Bengkalis dalam sejarahnya, sejak Tahun 1512 telah dijajah oleh Portugis dan Lanun. Konon, penjajahan saat itu identik melakukan penculikan gadis jelita sebutan bahasa melayunya dara.
Ditemui RIAUONLINE.CO.ID, Baharuddin (54) penjaga situs bersejarah itu mengungkapkan bahwa asal mula makam adalah sebuah benteng menyerupai sebuah Guwa yang digunakan sebagai tempat menyembunyikan sembilan orang dara dari penculikan.
"Khawatir akan keselamatan ke sembilan dara dari penculikan portugis dan lanun, maka dibangunkanlah benteng berbentuk guwa yang ada di tanah dataran tinggi oleh Batin Senggoro," kata Baharuddin, Minggu 20 Oktober 2019 di Bengkalis.
Diceritakan Baharuddin, Pemerintahan saat itu dalam bentuk Bathin juga mendirikan Benteng pertahanan dinamakan Benteng Bathin Hitam.
Dibawah Batin Senggoro juga mengatur strategi dan taktik mempertahankan daerahnya dari serangan portugis dan lanun.
Singkatnya, Saat portugis dan lanun datang menjajah Bengkalis, Batin Senggoro langsung mengungsikan (mengamankan) ke sembilan dara Desa Senggoro tersebut kedalam benteng (gowa) dan pintunya dikunci dari luar oleh penjaga benteng.
"Karena Portugis dan lanun hampir mendekati benteng persembunyian ke sembilan dara itu tadi, oleh penjaga kunci tersebut dibuang guna menghilangkan jejak agar tidak diketahui oleh penjajah. Dan kabarnya, penjaga itupun lalu bergabung dan ikut bertempur dengan pasukan lainya," ujarnya semberi menuturkan cerita ini didapat turun temurun dari orang tuanya dan telah disamakan dengan sejarah yang telah dibuat pemerintah.
Selanjutnya, diakui Baharuddin. Cerita yang diterima dari orang tuanya terdahulu, berkat ketangguhan Batin Senggoro bersama pasukanya membuahkan hasil kemenangan dan mengusir mundur portugis dan lanun.
"Karena lama berada dalam benteng, akhirnya ke sembilan dara (gadis jelita) tersebut meninggal dunia dikarenakan kelaparan. Maka dinamakanlah Makam Dara Sembilan," ujarnya menambahkan dulunya tanah tersebut tinggi seperti bukit namun dikikis oleh warga untuk tanah penimbunan hingga kini menjadi rata.
"Ado juga yang bilang, sebagian matinyo dikeranakan oleh miang (penyakit gatal), tapi sejarah dari otang tuo kito bilang meninggalnyo karena kelaparan," tambah dia dengan logat melayu kentalnya.
Berikut nama kesembilan dara 'Makam Dara Sembilan' yang berhasil dirangkum RIAUONLINE.CO.ID, kini menjadi situs sejarah di Kabupaten Bengkalis, Riau.
1. Mayang Sari
2. Cempaka
3. Aisyah
4. Rubayah
5. Syamsidar
6. Zainun
7. Kamariah
8. Siti Hawa
9. Zubaidah
"Konon, ada juga cerita yang menyebut ke sembilan dara merupakan kakak adik kandung. Tapi, saya tahu dari orang tua saya mereka bersaudara bukan kandung. Buktinya, satu diantara ke sembilan dara yang bernama zubaidah adalah putri Kyai dari tanah jawa," tuturnya.