GUBERNUR Riau, Syamsuar, melakukan prosesi adat tepuk tepung tawar kepada Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Kamis, 3 Oktober 2019, di Mako Brimob Polda Riau.
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau mendukung penuh pendekatan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau Inspektur Jenderal Polisi Agung Setya Imam Effendi mengadopsi nilai-nilai budaya Melayu dalam memimpin satuannya.
"Kapolda Riau yang baru ini mencoba untuk mengadaptasi budaya Melayu, sangat bagus. Kami mendukung dan memang seharusnya seperti itu," kata Sekretaris MUI Riau Zulhusni Domo, Rabu, 9 Oktober 2019.
Zulhusni Domo berharap, Irjen Pol Agung Setya resmi memegang tongkat komando sebagai Kapolda Riau pekan lalu, dapat memperbaiki citra kepolisian dimasa mendatang.
Ia menilai, sejumlah tindakan oknum kepolisian dalam mengamankan aksi unjuk rasa berujung tindakan represif beberapa waktu terakhir, bisa menghilangkan kesan-kesan kekerasan telah terjadi.
Selain itu, Zulhusni juga bercerita, Polda Riau pernah dipimpin oleh Kapolda menerapkan nilai-nilai budaya Melayu dan Islam dengan baik. Kapolda tersebut dijabat Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, memimpin 2016-2017 silam.
Ia berharap Irjen Pol Agung dapat menerapkan kinerja positif Kapolda Riau sebelumnya yang dekat dengan umat muslim dan masyarakat Melayu.
"Irjen Pol Zulkarnain terdahulu itu menerapkan polisi rahmatan lil Al-Amin, dan Kapolda Riau yang baru semoga bisa menerapkan itu sehingga kesan kekerasan bisa dihilangkan," ujarnya.
Senada dengan MUI, Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama Riau Rusli Effendi juga menyambut baik rencana Irjen Pol Agung Setya mengadopsi nilai budaya Melayu.
Ia mengatakan, budaya Melayu lekat dengan nilai-nilai keislaman serta menghargai adat istiadat dan toleransi.
"Kita sambut baik dan berikan apresiasi pernyataan disampaikan Kapolda Riau, Pak Agung, dalam rangka adopsi budaya Melayu. Melayu itu kan mudah mengurusnya, menghargai baik sisi adat, toleransi, budaya," jelasnya.
Ia juga berharap agar Kapolda Riau dapat merangkul tokoh agama di Bumi Lancang Kuning tersebut sebagai upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Menurut dia, menjaga kedamaian tidak bisa hanya dilakukan oleh seorang Kapolda, atau hanya Gubernur maupun pimpinan lainnya secara tersendiri. Namun, harus dilakukan dengan cara sinergitas yang baik. Pada akhirnya, dia berharap langkah-langkah itu juga berdampak besar terutama dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang selama ini menjadi masalah klasik di Bumi Melayu.