Tokoh Masyarakat Respon Positif Niat Kapolda Riau Terapkan Kesantunan Budaya Melayu

Kapolda-Irjen-Pol-Agung-Setya.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

Tokoh Masyarakat Respon Positif Niat Kapolda Riau Terapkan Kesantunan Budaya Melayu

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Langkah Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi untuk menerapkan nilai-nilai budaya Melayu dalam memimpin Kepolisian di bumi Lancang Kuning, mendapat respon positif dari Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), Dr drh Chaidir, MM. 

"Artinya, kepemimpinan akan diterapkan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya adalah kepemimpinan Melayu. Memang sudah seharusnya demikian. Adat bersendi syarak syarak bersendi kitabullah," kata Chaidir, Minggu, 6 Oktober 2019. 

Mantan Ketua DPRD Riau ini menjelaskan, dalam perspektif budaya Melayu, pemimpin adalah seorang dituakan. "Didahulkukan selangkah ditinggikan seranting," jelasnya.

Untuk itu, Chaidir menyambut baik langkah Irjen Pol Agung Setya sedari awal kedatangannya menggantikan Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo sebagai Kapolda Riau berniat mengadopsi nilai-nilai budaya Melayu nan luhur yang penuh dengan sopan santun.

Ia menilai, setiap pemimpin kesatuan institusi vertikal diberikan amanah memimpin di Riau, sudah saatnya mengendepankan kepemimpinan adat Melayu.



"Alhamdulillah. Kami menyambut baik terkait langkah Kapolda Riau menerapkan nilai-nilai budaya Melayu dalam memimpin kesatuannya. Artinya, kepemimpinan akan diterapkannya adalah kepemimpinan Melayu. Walaupun demikian kita tetap menghormati budaya masyarakat Riau berbilang kaum," jelasnya.

Ia menuturkan, pemimpin itu bagaikan kayu besar di tengah padang, rimbun daunnya tempat berteduh, kuat dahannya tempat bergantung, kukuh batangnya tempat bersandar, dan besar akarnya tempat bersila. 

Selain itu, jelas Chaidir, pemimpin Melayu itu harus paham, ibarat nakhoda harus paham melayarkan kapalnya di tengah malam yang kelam.

"Dia harus mampu membaca bintang di langit. Kepemimpinan Melayu itu berpedoman kepada kepemimpinan Rasulullah, amanah (terpercaya dan bertanggung jawab), siddiq (lurus), tabliq (komunikatif) dan fathonah (cerdas)," tuturnya.

Oleh sebab itu, ujarnya, masyarakat Riau menantikan kinerja Kapolda Irjen Pol Agung Setya untuk dapat memberikan keteladanan dan kepercayaan masyarakat Lancang Kuning.

"Seorang pemimpin di mata orang Melayu, raja alim raja disembah, raja zalim raja disanggah. Sanggupkah Kapolda Riau demikian? Sanggup bila bisa memberikan keteladanan dalam perilakunya. Kita akan lihat. Kapolda harus kembalikan kepercayaan masyarakat melalui keteladanan," tutupnya.

Irjen Pol Agung sebelumnya mengatakan niatnya untuk menjadikan jajarannya sebagai polisi yang dan menyelesaikan masalah dengan santun pula.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolda juga mengingatkan bahwa berkah besar untuk Riau bisa terwujud ketika pemerintah dan masyarakat bisa menjalin kerjasama dengan baik.

"Di mana bumi dipijak disitu kita junjung langit setinggi-tingginya. Dan di langit itu kita tahu ada banyak yang harus kita kerjakan. Yang kita lihat pertama adalah adat istiadat harus kita hormati. Mari kita bergerak bersama-sama, kita akan arungi perahu Lancang Kuning di malam hari ini hingga sampai tujuannya," ujarnya.

Tokoh Masyarakat Respon Positif Niat Kapolda Riau Terapkan Kesantunan Budaya Melayu
Tokoh masyarakat Melayu DR H Chaidir menyambut baik langkah Kepala Kepolisian Daerah Riau Inspektur Jenderal Polisi Agung Setya Imam Effendi untuk menerapkan nilai-nilai budaya Melayu dalam memimpin satuannya di Bumi Lancang Kuning tersebut. 
"Artinya, kepemimpinan yang akan diterapkannya adalah kepemimpinan Melayu. Memang harusnya demikian. Adat bersendi syara' syara' bersendi kitabullah," katanya kepada Antara di Pekanbaru, Minggu. 
Chaidir yang juga ketua umum Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) itu mengatakan bahwa dalam perspektif budaya Melayu, pemimpin adalah seorang yang dituakan. "Didulukan selangkah ditinggikan seranting," ujarnya. 
Untuk itu, dia sangat menyambut baik langkah Irjen P Agung yang sejak awal kedatangannya menggantikan posisi Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo sebagai Kapolda Riau berniat mengadopsi nilai-nilai budaya melayu yang penuh dengan sopan dan santun. 
Dia menilai bahwa setiap pemimpin kesatuan institusi vertikal yang diberikan amanah memimpin di Riau sudah saatnya mengendepankan kepemimpinan adat Melayu. 
"Alhamdulillah. Kami menyambut baik terkait langkah Kapolda Riau menerapkan nilai-nilai budaya Melayu dalam memimpin kesatuannya. Artinya, kepemimpinan yang akan diterapkannya adalah kepemimpinan Melayu. Walaupun pun demikian kita tetap menghormati budaya masyarakat Riau yang berbilang kaum," jelasnya. 
Ia menuturkan jika pemimpin itu ibarat pohon besar di tengah padang rimbun. Daunnya tempat berlindung kokoh bagi daun dan dahan tempat bergantung. Besar batangnya tempat bersandar dan lebar akarnya tempat bersila, ujarnya. 
Selain itu, ia juga memberikan pesan bahwa pemimpin Melayu itu harus paham. Ia mengatakan pemimpin itu ibarat nakhoda yang harus paham melayarkan kapalnya di tengah malam yang kelam. 
"Dia harus mampu membaca bintang di langit.Kepemimpinan Melayu itu berpedoman kepada kepemimpinan Rasulullah: amanah (terpercaya dan bertanggung jawab), siddiq (lurus), tabliq (komunikatif) dan fathonah (cerdas)," tuturnya. 
Oleh sebab itu, dia mengatakan masyarakat Riau menantikan kinerja Kapolda Riau untuk dapat memberikan keteladanan dan kepercayaan masyarakat Lancang Kuning. 
"Seorang pemimpin di mata orang Melayu, raja alim raja disembah raja zalim raja disanggah. Sanggupkah Kapolda Riau demikian? Sanggup bila bisa memberikan keteladanan dalam perilakunya. Kita akan lihat. Kapolda harus kembalikan kepercayaan masyarakat melalui keteladanan," tutupnya. 
Irjen Pol Agung sebelumnya mengatakan niatnya untuk menjadikan jajarannya sebagai polisi yang dan menyelesaikan masalah dengan santun pula.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda juga mengingatkan bahwa berkah besar untuk Riau bisa terwujud ketika pemerintah dan masyarakat bisa menjalin kerjasama dengan baik.
"Di mana bumi dipijak disitu kita junjung langit setinggi-tingginya. Dan di langit itu kita tahu ada banyak yang harus kita kerjakan. Yang kita lihat pertama adalah adat istiadat harus kita hormati. Mari kita bergerak bersama-sama, kita akan arungi perahu Lancang Kuning di malam hari ini hingga sampai tujuannya," ujarnya.